Senin, 29 Juni 2015

PENELITIAN "Usaha Tanaman Hias H. Gassing"

HASIL PENELITIAN KELOMPOK
“USAHA TANAMAN HIAS MILIK H. GASSING”






OLEH :
KELOMPOK I
                                        Nur Amalia Sahib            
                                        Pratiwi Ningsi                 
                                        Rizki Fauziah                             
                                        Rifqa Choirunnisa                 
                                        Harnita                              
                                        Lisa fitriani                                    
Dosen : St. Fatimah, SE., MM.

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

SAMATA – GOWA
2015



KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas penelitian Kewirausahaan “Bisnis Tanaman Hias milik H.Gassing”. Tak lupa pula kita kirimkan salam dan shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang berderang seperti sekarang ini.
            Tugas Penelitian Kewirausahaan “Bisnis Tanaman Hias H.Gassing” ini disusun sebagai salah satu penunjang nilai yang diberikan oleh dosen dalam proses perkuliahan. Semua hasil diskusi kelompok kami telah terlampir dalam makalah ini.
            Tugas Penelitian Kewirausahaan “Bisnis Tanaman Hias H.Gassing” ini mengalami banyak kendala dalam pembuatannya. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen maupun teman-teman sekalian yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
            Akhir kata “tak ada gading yang tak retak”, penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dalam penyusunan jurnal lengkap ini. Dan demi kesempurnaan penyusunan Tugas Penelitian Kewirausahaan “Bisnis Tanaman Hias” selanjutnya kami mohon kritik dan saran dari pembaca.
            Wassalam.
                            Samata-Gowa,    
 Juni  2015


DAFTAR ISI

Sampul Depan

Kata Pengantar i

Daftar isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................... 7
BAB IV PENUTUP 12
Kesimpulan 12
DAFTAR PUSTAKA 13




BAB I
PENDAHULUAN
      A.    Latar Belakang
Berbagai kegiatan akan sangat menyenangkan jika kegiatan tersebut berhubungan dengan hobi. Apalagi jika hobi tersebut tidak hanya sekedar hobi saja, melainkan sebagai peluang usaha juga. Sehingga, selain kita dapat menyalurkan hobi kita, keuntungan pun akan mengalir tanpa henti. Salah satu hobi yang bisa ditekuni untuk menghasilkan keuntungan ialah usaha tanaman hias. 
Usaha tanaman hias termasuk kedalam usaha dengan modal kecil. Memang usaha tanaman hias tidak akan terlepas dari yang namanya hobi. Banyak orang yang pada awal mulanya sangat mencintai dan gemar untuk mengoleksi berbagai jenis tanaman hias, kemudian pada akhirnya ia menjadi seorang wirausahawan tanaman hias yang sukses. 
                        Jika ditekuni dengan serius, memang bisnis usaha tanaman hias sangatlah menjanjikan. Sayangnya, sebagian orang tidak memiliki keberanian untuk memulai usaha ini. Apalagi jika pembeli sedang menurun.
Usaha tanaman hias sudah bisa dijalakan hanya dengan menggunakan modal yang relative kecil. Hanya saja, kesabaran dan kelatenan sangat dibutuhkan dalam membangun usaha tersebut.
Melihat banyaknya peluang keuntungan dari bisnis tanaman hias ini, maka kiranya kelompok kami akan melakukan observasi lapangan salah satu pengusaha tanama hias yang ada di Makassar Sulawesi selatan.
        B.     Tujuan Penulisan
Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang cara memulai usaha dengan modal kecil dengan keuntungan besar yang salah satu contoh adalah usaha tanaman hias milik Bapak H. Gassing.
         C.    Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah di bentuknya bisnis tanam hias Bapak H. Gassing?
2.      Bagaiman perencanaan bisnis dari bapak H. Gassing?
3.      Bagaiman cara bapak H. Gassing mendapatkan modal untuk usaha tanaman hiasnya?
4.      Bagaimana manajemen layout dari usaha tanaman hias bapak H. Gassing?
5.      Bagaimana metode pemasaran dari usaha tanaman hias Bapak H. Gassing?
6.      Bagaimana cara Bapak H. Gassing mengelola sumber daya manusia (pekerja) di usaha tanaman hiasnya?
7.      Bagaiama bapak H. Gassing memanajemen kendala kendala ataupun resiko yang terjadi pada usahanya?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Usaha agribisnis tanaman hias saat ini sedang berkembang cukup pesat. Tanaman hias tidak hanya berperan dalam pembangunan sektor pertanian, akan tetapi juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia. Perkembangan agrowisata yang memanfaatkan usaha pertanian sebagai objek wisata membuat bisnis tanaman hias memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan. Menurut Latief (2012), pertumbuhan industri properti di tanah air diperkirakan akan mendongkrak kinerja pasar tanaman hias. Seiring bertambahnya perumahan, apartemen, hotel dan juga perkantoran, membuat bisnis tanaman hias semakin menjanjikan.
Tanaman hias adalah tanaman yang memiliki karakteristik morfologi bernilai estetik dan eksotik, di antaranya adalah tanaman hias bunga (anggrek, krisan, mawar, sedap malam, anthurium), tanaman hias berdaun indah (aglonema, puring, pucuk merah, siprus), serta tanaman hias perdu dan pohon (bugenvil, palem, sikas, beringin). Tanaman hias merupakan salah satu komoditas yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan memiliki prospek yang sangat cerah sebagai komoditas unggulan ekspor maupun untuk pemasaran di dalam negeri (Direktorat Budidaya Tanaman Hias, 2008).
Tanaman hias sebagai komoditas ekspor beberapa tahun ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Negara-negara yang berada di kawasan Asia yang menjadi pasar potensial tanaman hias di dunia di antaranya adalah Jepang, Korea, Taiwan, China dan Singapura. Selain di kawasan Asia, negara-negara lain yang merupakan pasar ekspor tanaman hias Indonesia terbesar adalah Amerika Serikat dan Belanda (Direktorat Budidaya Tanaman Hias, 2008). Secara nasional, data volume dan nilai ekspor komoditi tanaman hias dapat dilihat pada Tabel 1.
Perkembangan bisnis tanaman hias yang penuh persaingan menuntut setiap pelaku usaha yang bergerak dalam usaha penjualan tanaman hias memiliki pengetahuan mengenai perilaku konsumen dalam pembelian tanaman hias, terutama terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Produsen dan pemasar seyogyanya produsen dapat menyediakan tanaman hias sesuai keinginan konsumen dengan melihat perilaku konsumen dalam pembelian, karena karakteristik tanaman hias yang diinginkan konsumen tidak sepenuhnya sama dengan karakteristik tanaman yang dihasilkan oleh produsen. Hal ini juga berpengaruh pada produksi tanaman hias yang dihasilkan oleh produsen. Semakin besar animo masyarakat terhadap jenis tanaman tertentu, maka permintaan akan tanaman tersebut akan naik dan memicu produsen untuk meningkatkan produksinya, begitu pula sebaliknya.
Agar dapat memahami perilaku konsumen tersebut, maka produsen perlu memahami proses pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen dalam pembelian tanaman hias dan faktor-faktor dominan yang menentukan keputusan pembelian konsumen. Proses pengambilan keputusan pembelian konsumen dimulai dari pengenalan kebutuhan akan tanaman hias, pencarian informasi terkait tanaman hias, evaluasi alternatif, keputusan pembelian tanaman hias, dan perilaku pasca pembelian. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian adalah faktor lingkungan yang meliputi budaya, kelas sosial, dan pengaruh orang lain, dan faktor internal (perbedaan individu) meliputi sumber daya konsumen, pengetahuan, dan gaya hidup. Faktor psikologis konsumen adalah pengalaman yang diperoleh konsumen melalui proses belajar. Selain itu, terdapat penerapan strategi pemasaran yang didesain untuk mempengaruhi konsumen dalam rangka mencapai tujuan (Setiadi, 2010). Hal ini dapat dicapai dengan mengembangkan dan menyajikan bauran pemasaran yang diarahkan pada pasar sasaran yang dipilih. Bauran pemasaran merupakan salah satu bagian dari strategi pemasaran yang terdiri dari kombinasi empat variabel, yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi. Keempat variabel tersebut merupakan inti dari sistem pemasaran suatu perusahaan dan dapat dikendalikan oleh pemasar atau pelaku bisnis seefektif mungkin.
Pemasar berusaha mempengaruhi konsumen dengan menggunakan bauran pemasaran yang berhubungan dengan produk yang ditawarkan. Faktor bauran pemasaran dari segi produk antara lain adalah tren, keunikan, ukuran, warna, dan nilai prestise dari produk. Bauran pemasaran lainnya adalah harga, promosi, dan distribusi. Selain variabel bauran pemasaran, sebagian besar faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian konsumen tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, akan tetapi tetap harus diperhitungkan, dan sangat menarik untuk diteliti.


BAB III
PEMBAHASAN
Usaha tanaman merupakan bisnis yang tidak memerlukan banyak modal. Kebanyakan bisnis tanaman hias memang selalu identik dengan hobi. Baik itu hobi pebisnisnya, ataupun konsumennya. Banyak orang yang awalnya sangat gemar dan mencintai tanaman hias sehingga mengoleksinya secara pribadi, terjun langsung menjadi kolektor tanaman hias dan kemudian menjadikannya bisnis dengan berwirausaha tanaman hias.
Begitulah hal yang dialami oleh H. Gassing seoarang pengusaha tanaman hias di Makassar Sulawesi selatan, yang memulai usahanya sejak tahun 1990 saat beliau berumur 20-an, sebagai seorang pengusaha, dengan latar belakang tidak memeiliki pendidikan yang memadai dan pengangguran tentu saja usaha bapak H. Gassing ini dmulai dengan perjuangan, berawal dari hobi dan menjadi kuli di taman milik teman yang bernama pak Santoso di berbagai daerah seperti palopo, sidrap, dan enrekang, beliau mulai mengembangkan kreatifitas nya terhadap budidaya tanaman hias. Dengan motivasi yang tinggi bapak H. Gassing mulai bertekad untuk memulai usahanya, selain mendapat dukungan dari pak santoso yang berdarah jawa dan kondisi ekonomi yang sempit akhirnya bapak H. Gassing akhirnya mewujudkan tekadnya, dengan modal gaji yang ia terima sebagai pekerja taman yang beliau tabung dan sedikit kontribusi dari istri bapak H. Gassing Almarhuma Ibu Rohani, akhirnya beliau memutuskan untuk memulai usaha tanaman hiasnya, modal yang terkumpul saat itu sekitar 100 ribu rupiah, beliau kemudian berinisiatif untuk memesan tanaman hias di temannya Pak santoso yang menetap di pulau jawa dengan uang tersebut. Akhirnya datanglah bibit bibit tanaman hias dengan berbagai jenis, yang dimana bibit-bibit ini, bapak H. Gassing budidayakan di halaman rumahnya, yang kemudian setelah medapatkan sedikit keuntungan beliau lalu membeli beberapa lahan untuk cabang baru dan  pada saat itu bapak H. Gassing sudah memiliki 2 orang anak yang bernama Brama dan Adi
Saat ini Bisnis tanaman hias bapak H. Gassing sudah memiliki 13 cabang, dan 5 cabang lagi milik anaknya, diantara cabang yang paling terkenal adalah di Jl. Poros Tanjung, Jl. Deppasawi dalam dan di Jl. Hertasning baru, selain usaha Tanaman hias beliau yang sudah sukses, bapak H. Gassing juga membangun usaha kontrakan di dekat rumah nya di Jl. Deppasiwi. Keuntungan yang didapatkan bapak H. Gassing dari bisnis tanaman hiasnya perbulan sangat tidak menentu, tergantung dari permintaan pasar, dan tender yang didapat, namun mendengar dari beliau dapat diperkirakan rata rata keuntungan yang bapak H.Gassing dapat perbulannya sekitar puluhan juta rupiah.
Tanaman hias yang yang di jual oleh bapak H. Gassing berkisar dengan harga paling murah 20 ribu rupiah dan harga yang paling mahal bisa mencapai 10 juta rupiah tergantung dari jenis tanaman dan besarnya tanaman hias tersebut, contohnya adalah tanamn pucuk merah bisa mencapai harga 200 ribu rupiah per pohonnya. Tanaman yang dijadikan bibit oleh beliau biasanya di kirim oleh pemasok salah satunya pak santoso di jawa, daerah di jawa yang paling sering menjadi pemasok adalah Malang, Jakarta, dan juga Bali.
Perencanaan Bisnis dari bapak H. Gassing sangat mantap, dengan memenangkan tender di perumahan perumahan ataupun hotel dan perusahaan, tentu akan lebih memberikan keuntungan yang lebih banyak, contohnya adalah usaha tanaman hias beliau sudah bekerja sama dengan Royal spring, selain itu sebagian lahan yang tempati bapak H. Gassing untuk membudidayakan tanaman hiasnya merupakan lahan pemerintah yang sebelummnya sudah dilakukan perjanjian dari kedua belah pihak, sehingga mengurangi biaya untuk membeli lahan. Memeprluas area lahan dan membuka cabang baru merupakan strategi penting dari bisnis tanaman hias bapak H. Gassing
Selain perluasan lahan, dan membuka cabang baru, perencanaan tempat usaha juga sudah dipikirkan oleh  bapak H. Gassing, untuk tempat penjualan dimanaa tanman yang ada di sana sudah tumbuh besar atau layak jual  lokasi lahan harus berada di pinggir jalan, agar mudah di jangkau dan lihat oleh masyrakat yang ingin membeli tanaman hias, sedangkan untuk pembibitan yang masih dalam proses pertumbuhan beliau menetapkan lokasi berada di dekat rumah masyarakat di sekitar lokasi rumah beliau , dan juga depan rumah bapak H. Gassing agar kiranya beliau dapat memantau langsung, tumbuhan mana yang sudah layak jual.
Metode dan manajemen pemasaran yang dilakukan oleh bapak H. Gassing adalah dengan memasang baliho ataupun sepanduk di jalan jalan raya, dengan disertai langsung no.HP beliau agar transaksi secepat mungkin bisa berlangsung, selain itu juga usaha beliau sudah sekitar 25 tahun jadi keeksistensian dari usaha tanaman hias bapak H. Gassing masih menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang ingin membeli tanaman hias.
Dan tidak kalah pentingnya adalah cara dari bapak H. Gassing dalam mengelola sumber daya manusia dalam usahanya, dengan adanya usaha beliau, saudara saudara dan keluarga masyarakat yang pengangguran biasanya di rekrut langsung oleh bapak H. Gassing dengan menawarkan pekerjaan sebagai pekerja di tamannya, dengan keyakinan bahwa beliau juga dulu adalah seorang pengangguran yang layak untuk mendapatkan pekerjaan, asalkan ia memeiliki kesabaran dan kedisiplinan dalam merawat dan membudidayakan tanaman hias tersebut, selain itu metode beliau dan mngelola SDM adalah setiap harinya bapak H. Gassing dengan motornya mendatangi satu per satu setiap cabang usaha tanaman hiasnya, sehingga beliau mampu mengontrol pekerja nya, satu hal juga yang di dapatkan adalah metode beliau dalam mewajibkan setiap pekerjanya terutama pada hari jum’at untuk wajib ikut dalam sholat jum’at, jika tidak beliau tidak segan segan memberikan sanksi kepada pekerja tersebut.
Dalam hal saingan atau kompetitor tentu saja ada dan bahkan sangat banyak, namun strategi bapak H. Gassing adalah dengan meningkatkan pelayanan baik dari diri beliau maupun dari pekerjanya, melakukan semaksimal mungkin usaha untuk mencapai keinginan konsumen. Dengan waktu 25 tahun membuat beliau memiliki banyak relasi di luar kota sehingga memberikan kelebihan pada usaha bapak H. Gassing dibandingkan dengan usah tanaman hias lainnya, yang notabennya banyak pesaing yang menjual tanaman hias yang di beli dari bibit bibit bapak H. Gassing dengan kata lain usaha beliau juga berperan sebagai pemasok di daerah Makassar.
            Resiko resiko tentu saja dimiliki untuk setiap usaha, resiko yang paling sering dialami oleh usaha bapak H.Gassing adalah resiko matinya tanaman sebelum sampai ke tempat tujuan pada saat pengiriman dari jawa, ini diakibatkan trasnportasi yang biasanya menggunakan kapal laut, dimanA tanaman tanaman maupun bibit di masukkan ke dalam kontainer, karena akibat lambatnya waktu pengiriman mengakibatkan biasanya tanaman tidak layak jual (mati) bahkan kerugian tanaman biasa mencapai 50 %, namun tentu saja bapak H. Gassing memiliki solusi untuk masalah seperti itu, yaitu 50 % nya lagi yang masih hidup beliau kembali budidayakan atau kembangkan sehingga bisa menutupi kerugian yang tadi dialami.
  
BAB IV
PENUTUP
    A.    Kesimpulan
Usaha tanaman hias bapak H.Gassing merupaka usaha yang dimulai dengan hobi dan kreatifitas beliau saat menjadi pekerja taman, dengan modal 100 ribu rupiah pada saat itu yang beliau kumpulkan dari hasil kerja dan juga kontribusi dari istriprencenaan bisni bapak H.Gassing dengan cara memperluas area lahan ataupun membuka cabang baru, selain itu usaha beliau juga sering memenangkan tender taman halaman perumahan, hotel maupun perusahaan, kebanyakan untuk proses penjualan penataan tempat usaha biasanya berada pada pinggir jalan raya yang berdekatan dengan sumber mata air, cara bapak H.Gassing dalam memasarkan tanaman hiasnya adalah dengan memasang baliho ataupun spanduk di jalan jalan raya, yang tidak kalah pentingnya adalah kemampuan beliau dalam mengelola SDM (pekerja) pada usahannya dengan cara setiap hari datang memantau setiap cabang usaha yang ia miliki, kendala dan resiko pun pasti dimiliki oleh setiap usaha, kendala yang paling sering terjadi pada usaha bapak H.Gassing adalah masalah transportasi atau pengiriman dari pulau jawa, yang kadang tertunda waktunya.




DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Budidaya Tanaman Hias. 2008. Budidaya Tanaman Hias Indonesia. Jakarta: Direktot agrobisnis

LAMPIRAN I

Berdasarkan hasil diskusi yang telah dilakukan dengan mengacu pada analisis SWOT, maka kelompok kami dapat menyimpulkan:
ANALISIS SWOT DARI BISNIS TANAMAN HIAS H.GASSING
STRENGTH (KEKUATAN)
   1.      Harga dan kualitas usaha tanaman hias bapak H. Gassing bersaing
  2.      Usaha Tanaman hias H.Gassing memiliki banyak relasi diluar jawa sehingga mudah untuk mendapatkan bibit dari luar jawa
WEAKNESS (KELEMAHAN)
  1.      Karena usaha tanaman hias bapak H. Gassing bergantung pada permintaan konsumen sehingga penghasilan perbulan tidak menentu
OPPORTUNITY (KESEMPATAN)
   1.      Usaha tanaman hias bapak H.Gassing dapat memperluas usahanya, seperti usaha tanaman hias jenis kembang dan pohon yang menghasilkan
THREAT (ANCAMAN)
   1.      Kematian tanaman
   2.      Pesaing
   3.      Sebagian lahan bukan milik sendiri
  
Dari analisis SWOT diatas kami melakukan diskusi kelas dan menghasilkan beberapa saran untuk usaha tanaman hias bapak H.Gassing
Dari kelompok 2
a.       Memperluas jenis tanaman yang dijual (jenis kembang, pohon yang berbuah, agar dapat menunjang kelancaran pemasukan dari konsumen yang membutuhkan jenis tanaman lain
b.  Pemsaran dengan mengunnankan atau memanfaatkan media social
c.       Memberikan brand/merek pada produksi tanaman hias
Dari kelompok 3
a.       Mengembangkan tanaman hias endemik Makassar untuk meminimalkan kerusakan tanaman akibat transportasi
b.      Meningkatkan relasi sesama pengusaha tanaman, atau dengan cara membuat komunitas pecinta tanaman hias
c.       Dengan adanya komunitas pecinta tanaman hias dapat dilakukan pembinaan ke masyarakat
Dari kelompok 4
a.       Memproduksi pupuk kompos sendiri, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk memebli pupuk dapat di minimalisir 
b.      Dapat membuka peternakan sapi sendiri yang dapat menghasilkan pupuk kompos
c.       Memanfaatkan barang bekas sebagai pot yang dapat dijual sebagai penunjang dari hasil produksinya
Dari kelompok 5
a.       Memperluas usaha diluar Sulawesi dan sekitarnya sehingga memudahkan konsumen untuk mendapatkan tanaman hias
Dari kelompok 6
a.       Memperkecil resiko kematian tanaman karena perubahan cuaca, dengan membuat konsep rumah kaca
Dari kelompok 7
a.       Mengembangkan produk dengan jenis tanaman obat tradisional
b.      Mengelola hasil tanaman yang menghasilkan atau berbuah menjadi usaha lain yang sejenis, misalnya membuat usaha memetik buah sendiri, atau menjual buah atau menyediakan sarana untuk berbuka puasa bagi konsumen (1 tahun sekali) dengan buah segar yang telah diolah
c.       Tanaman model (penataan tanaman) yang bisa dijual menjadi paket yang bisa dibeli oleh konsumen
d.      Membuat tanaman model yang bisa digunakan sebagai satu konsep acara (misalnya background prawedding)
e.       Setiap tanaman yang dijual memiliki cara pemeliharaan yang dituang dalam sebuah konsep


Tabel tanggapan pengusaha atas saran yang diberikan
Tanggapan Pengusaha terhadap saran yang diberikan





















SURAT KETERANGAN
Assalamualaikum warahmatullohi wabarakatuh
            Sehubungan dengan adanya tugas penelitian terhadap suatu wirausaha pada mata kuliah kewirausahaan Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar, maka saya pelaku pemilik wirausaha menyatakan bahwa mahasiswa atas nama:
    1.      Pratiwi Ningsi
    2.      Rizki Fauziah
    3.      Nur Amalia Sahib
    4.      Rifqa Choirunnisa
    5.      Harnita
    6.      Lisa fitriani
Benar telah melakukan penelitian dan telah menyerahkan saran hasil diskusi terhadap wirausaha Tanaman Hias H.Gassing.

                                                                                    Makassar 26 juni 2015
TTD


………………………..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar