MAKALAH KEWIRAUSAHAAAN
( Manajemen Produksi )
Kelompok 5:
Nama
: Nim:
1.
Siti
Nurjannah Indah Sari 70100113098
2.
Andi
Tenri Paramitha 70100113
3.
Musfira
Burhan 70100113
4.
Andi
Arnisa 70100113
5.
Reski
Fauziah 70100113
6.
Ade
Irma Wahyu 70100113
JURUSAN
FARMASI
FAKULTAS
KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA
GOWA
2015
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa, karena berkat limpahan ranmat dan hidayah-Nya kepada kami semua. Makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya yang diharapkan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
Dalam penulisan makalah ini pembuat menyadari masih banyak kesalahan yang perlu di perbaiki besama, untuk itu kritik dan sarannya perlu untuk disampaikan kepada kami. Agar penulisan makalah selanjutnya akan lebih baik dan sekaligus sebagai upaya perbaikan dan penyempurnaan dimasa yang akan datang. Akhirnya kurang dan lebihnya kami ucapkan banyak terima kasih, penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri lebih-lebih kepada seluruh pembaca pada umumnya.
Samata, 12 Juni 2015
DAFTAR ISI
Kata pengantar...................................................................................................... I
Daftar isi................................................................................................................ II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Produksi Atau operasi…………..................................3
2.2 Sistem Produksi/Operasi……………………………….……….……....……..4
2.3 Penentuan Lokasi Perusahaan ……………………….........................................5
2.4 Pengaturan Proses Produksi Atau Operasi…………………………..………...6
2.5 Rancangan Pabrik Dan Sistem Produksi ………………………….………….8
2.6 Perencanaan Jumlah Produksi Dan Penentuan Standar…………..…………...9
2.7 Pengelolaan Dalam Kegiatan Operasi…………………………….…………..10
2.8 Pengawasan Kegiatan Produksi………………………………….……………11
2.9 Manajemen Produksi Menurut Islam………………………………………….15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................22
3.2. Saran...............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Seperti di
ketahui manajemen pada dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian yang
dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu maka manajemen
produksi atau operasi merupakan proses pengambilan keputusan didalam usaha
untuk menghasilkan barang atau jasa sehingga tepat sasaran yang berupa tepat
waktu, tepat mutu, tepat jumlah dengan biaya yang efisien, oleh karena itu manajemen
produksi atau operasi mengkaji pengambilan keputusan dalam fungsi produksi,
atau operasi.
Melalui
kegiatan produksi atau operasi segala sumber daya masukkan perusahaan
diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah. Produk
yang dihasilkan dapat berupa barang jadi, barang setengah jadi dan jasa. Oleh
karena itu, kegiatan produksi atau operasi menjadi salah satu fungsi utama
perusahaan.
Dalam
penyusunan makalah ini penulis memiliiki maksud dan tujuan. Adapun maksud
penulis adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bisnis. Sedangkan
tujuannya, penulis berharap agar makalah ini bisa memberikan sedikit ilmu
pengetahuan mengenai Manajemen Produksi atau Operasi kepada para pembaca.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
pengertian Manajemen Produksii?
2.
Bagaimana
Sistem Produksi/Operasi?
3.
Bagaimana
penentuan lokasi perusahaan/produksi?
4.
Bagaimana
pengaturan proses produksi/operasi?
5.
Bagaimana
rancangan pabrik dan sistem produksi?
6.
Bagaimana
perencanaan produksi dan penentuan standar?
7.
Bagaimana
pengelolaan dalam kegiatan operasi?
8.
Bagaimana
pengawasan kegiatan produksi?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui
pengertian Manajemen Produksi
2. Mengetahui
Sistem Produksi/Operasi
3. Mengetahui
penentuan lokasi perusahaan/produksi
4. Mengetahui
pengaturan proses produksi/operasi
5.
Mengetahui
rancangan pabrik dan sistem produksi
6.
Mengetahui
perencanaan produksi dan penentuan standar
7.
Mengetahui
pengelolaan dalam kegiatan operasi
8. Mengetahui
pengawasan kegiatan produksi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN MANAJEMEN PRODUKSI
Manajemen produksi
merupakan proses manajemen yang diterapkan dalam bidang produksi. Proses
manajemen produksi adalah penggabungan seluruh aspek yang terdiri dari produk,
pabrik, proses, program dan manusia.
Manajemen
Produksi adalah salah satu cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar
dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur
kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan
usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai
dengan apa yang direncanakan.
Istilah-istilah yang
biasa digunakan dalam manajemen produksi yaitu produksi, produk, produsen, produktivitas,
proses produksi, sistem produksi, perencanaan produk, perencanaan produksi, dan
luas perusahaan.
Manajemen
operasi adalah suatu proses yang berkesinambungan dan efektif menggunakan
fungsi manajemen dan untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien
dalam rangka mencapai tujuan.
Unsur Manajemen terdiri dari ;
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan.
·
Tahap
Perencanaan, meliputi ; Penentuan strategi operasi; penentuan
lokasi pabrik; Riset dan pengembangan produk; penentuan jumlah produk;
penentuan luas dan pola produksi;penyusunan layout & job design; serta
penentuan standar kerja.
·
Tahap
Pelaksanaan, meliputi ; pengaturan bahan baku; pengaturan proses
produksi; pemeliharaan dan penggantian fasilitas; perbaikan lingkungan kerja;
dan perbaikan kesejahteraan pekerja.
·
Tahap
Pengawasan, meliputi ; pengawasan kuantitas ; pengawasan kualitas; dan pengawasan
biaya produksi dan operasi.
Dalam
perencanaan, manajer operasi menentukan tujuan subsistem operasi dari
organisasi dan mengembangkan program, kebijakan dan prosedur penentuan peranan
dan focus dari operasi termasuk perencanaan produk, perencanaan fasilitas dan
perencanaan penggunaan sumber daya produksi.
Dengan
demikian, Manajemen Produksi atau Operasi menyangkut pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan.
2.2 SISTEM
PRODUKSI/OPERASI
Sistem
operasi merupakan sistem yang mengacu pada sistem transformasi yang
menghasilkan barang dan jasa. Gambaran sistem ini tidak hanya menjadi pijakan
untuk definisi jasa dan manufaktur sebagai sistem transformasi, tetapi juga
dasar yang kuat untuk rancangan dan analisis operasi.
Dalam sistem
operasi, yang menjadi masukan adalah energi, material, tenaga kerja, modal dan
informasi. Sedangkan sistem operasi yang disandarkan pada kendali syari’at akan
memastikan berjalannya proses transformasi yang amanah, disamping jaminan halal
atas segala masukan yang digunakan serta semua keluaran yang dihasilkan.
Lingkungan
eksternal mempengaruhi ketiga subsistem manajemen operasi. Sebagai contoh,
lingkungan eksternal menyediakan tenaga kerja, bahan mentah yang menjadi input.
Perubahan teknologi dapat mengubah proses transformasi. Produk yang dihasilkan
oleh organisasi dilempar kelingkungan eksternal, tetapi lingkungan eksternal
juga mempengaruhi output yang dihasilkan. Sebagai contoh, perubahan preferensi
konsumen akan mengubah produk yang dihasilkan organisasi menjadi produk yang
lebih sesuai dengan preferensi konsumen tersebut. Alat dan metode dapat
mempengaruhi dan membantu proses transformasi.
2.3 PENENTUAN
LOKASI PERUSAHAAN
Terdapat 2
kriteria dalam menentukan lokasi produksi:
1.
Kriteria subyektif, keputusan lokasi produksi
berdasarkan pertimbangan subyektif pemilik perusahaan dimana keputusan
subyektif ini akan sangat membantu tercapainya keberhasilan dalam bisnis
sekiranya keputusan subyektif ini didukung oleh berbagai faktor yang memperkuat
keputusan subjektif.
2.
Kriteria obyektif, mempertimbangkan berbagai faktor
yang akan mendukung tercapainya keberhasilan. Seperti regulasi pemerintah
seputar bisnis yang dijalankan, budaya masyarakat, akses terhadap pasar dan pemasok,
tingkat persaingan, akses transportasi dan lain-lain.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pilihan Lokasi Kerja:
1)
Biaya ruang
kerja
Biaya untuk
membeli ruang kerja dapat berbeda dari satu lokasi ke lokasi lain tergantung
dari letak tanah.
2)
Ketersediaan
dan biaya tenaga kerja
Perusahaa
dapat memilih lokasi dimana terdapat banyak tenaga kerja dengan keahlian khusus
yang diperlukan. Biaya tenaga kerja sangat bervariasi tergantung dari lokasi
perusahaan.
3)
Insentif
pajak
Insentif
pajak diberikan untuk menambah lapangan kerja dan memperbaiki kondisi ekonomi
di daerah-daerah yang menawarkan kridit pajak.
4)
Sumber
permintaan
Biaya
trasportasi dan jasa produk dapat dikurangi dengan memproduksi di lokasi yang
dekat sumber permintaan dari konsumen.
5)
Akses
trasportasi
Perusahaan
lebih memilih lokasi dekat sumber utama transportasi agar para konsumen lebih
mudah mengakses perusahaan.
dalam
menentukan lokasi bisnis manufaktur dan jasa ada beberapa cara antara lain.
Lokasi
bisnis Manufaktur (penghasil barang)
Model-model
penghitungannya:
Ø Dengan penghitungan biaya angkut dan
jarak yang paling rendah
Contoh:
perusahaan konveksi, lebih memilih lokasi didaerah kudus yang dekat dengan
pasar kliwon, untuk memasarkan produknya, bahan bakunya pun didaerah kudus
banyak tersedia.
Ø Metode perbandingan biaya operasi
Memilih
beberapa alternatif lokasi, kemudian diperbandingkan dan dipilih alternatif
lokasi dengan biaya operasi paling rendah.
Ø Dengan
pendekatan kualitatif
Contoh:
pabrik semen dan minyak, memilih lokasi yang dekat dengan bahan baku.
Lokasi
bisnis jasa
Bisnis jasa
lebih diprioritaskan yang lokasinya setrategis, karena tidak ada biaya angkut. Namun bisnis
jasa yang mendatangi konsumen seperti jasa sedot WC, tidak perlu strategis yang
terpenting adalah sarana komunikasinya kepada konsumen, cukup dengan menempel
nomor telephon.
2.4 PENGATURAN
PROSES PRODUKSI ATAU OPERASI
Keputusan
mengenai proses produksi menjadi keputusan yang penting dalam melakukan desain
sistem produksi. Proses produksi diatur sesuai dengan keinginan dan keadaan
prusahaan,dengan memilih dari berbagai alternatif proses produksi sebagai
berikut:
a.
Secara
umum,terdapat dua jenis proses produksi :
Pertama, sistem
Produksi Intermiten
Sistem
prosuksi dimana pengelolaan kegiatan produksi bersifat tidak terus menerus,
berkelanjutan dan menggunakan pola mulai selesai. Artinya,kepastian mengenai
kapan memulai proses produksi dan kapan menyelesaikan proses produksi
jelas. Terdapaat dua jenis pola produksi yang menggunakan sistem intermiten :
1.
Produksi
massal ( mass production)
Umumnya
berlaku pada prusahaan manufaktur. Dilakukan melalui standar produksi tertentu,
prosedur tertentu dan jumlah unit produk tertentu yang secara rutin diproduksi.
2.
Pilihan masal
(mass customization)
Bahwa produk
yang dihasilkan oleh prusshaan memberikasn keleluasaan kepada konsumen untuk
memilih sesuai selera dan daya beli masing-masing. Perusahaan memproduksi
variasi produk yang lebih banyak,seperti HP,Komputer.
Kedua,sistem
proses produksi yang terus menerus (continous production system)
Sistem
produksi dimana pengelolaan kegiatan produksi bersifat terus menerus dan untuk
jangka waktu yang relatif panjang kemudian disimpan dalam gudang, disalurkan ke
penyalur dan dijual kepada konsumen. Contoh perusahaan manufaktur seperti
perusahaan kimia, minyak bumi dan tambang, sedangkan perusahaan jasa seperti
ttransportasi transportasi yang terus menerus memberatkan penumpang dari
terminal.
b.
Proses
produksi Pelayanan
1.
Produksi
yang standar
Proses
produksi yang didasarkan pada standar perusahaan. Standar tersebut di desain
dari informasi konsumen. Konsemen membeli sebagaimana barang yang
distandardisasikan tersebut.
2.
Produksi
menurut pesanan
Proses
produksi dilakukan untuk membuat barang sebagaimana yang dipesan oleh konsemen.
Jadi bentuknya tidak distandardisasikan tetapi sangat bervariasi.
c.
Sifat dan
Teknis Produksi
Teknik
produksi pada perusahaan manufaktur ada beberapa jenis yaitu:
a)
Proses
Ekstraktif merupakan proses produksi yang haanya mengambil dari alam dan sudah
terjadi produksi akhir, misalnya emas, batu bara, dan sebagainya.
b)
Proses
Analitis merupakan kegiatan produksi yang memisah misahkan bahan alam menjadi
produk akhir, misalnya minyak, semen dan sebagainya.
c)
Proses
sintetis merupakan kegiatan produksi dengan mencampur bahan-bahan kemudian
diolah menjadi produk akhir, misalnya makanan, minuman, dan obat-obatan.
d)
Proses
Pengubahan yaitu kegiatan produksi dengan mengubah bahan baku menjadi produk
akhir, misalnya elektronik.
2.5 RANCANGAN PABRIK DAN SISTEM PRODUKSI
Rancangan
(Design) menunjukkan ukuran dan struktur pabrik atau kantor.Tata Letak (Layout)
adalah pengaturan mesin dan perlengkapan didalam pabrik atau kantor. Yang dimaksud
pabrik atau rumah produksi merupakan tempat dimana kegiatan produksi
dijalankan.
Keputusan
mengenai desain rumah produksi merupakan keputusan yang menyangkut bagaimana
perusahaan mendesain tempat produksi dari mulai fasilitas, pekerjaan, ruang kerja,
gudang dan lain-lain. Sebagai contoh untuk perusahaan garmen, perlu ditentukan
dimana meletakkan bahan baku, menempatkan pekerja, mesin dan menyimpan hasil
akhir. Begitu juga dalam bisnis restoran, manajer perlu menentukan dimana letak
kasir,meja makan, dapur, toilet, hingga lokasi parkir.
Rancangan
sistem produksi menyangkut bagaimana proses konversi dalam sistem produksi
dilakukan. Terdapat beberapa jenis rancangan dalam sistem produksi sebagai
berikut :
a.
Rancangan
Produksi
Adalah
rancanga sistem produksi yang bersifat berkesinambungan dari awal hingga akhir
dan mengikuti satu pola proses produksi. Sebagai contoh, proses pembuatan kain
dari kapas hingga kain jadi. Tahapan proses pembuatan kain tersebut mulai dari
bahan baku berupa kapas disiapkan, kapas dipintal menjadi kain dalam mesin
pintal, kain yang sudah jadi melalui pembersihan, kemudian kain dan diwarnai
dan dibersihkan lagi kemudian dikeringkan, lalu kain melalui proses
penggulungan kemudian digudangkan.
b.
Rancangan
Proses
Yaitu
rancangan sitem produksi yang proses produksinya mengikuti jenis proses yang
harus dilakuakan dan tak selalu harus mengikuti seluruh proses yang ada.
Contah, proses pemariksaan kesehatann disebuah poliklinik. Proses dimulai dari
pasien datang, mendafter ke resepsionis lalu menunggu diruang tunggu. Proses
selanjutnya sangat bergantung jasa apa yang diinginkan oleh pasien, apakah
perlu kedokter anak, ahli penyakit dalam atau pemeriksaan gigi
c.
Rancangan
Posisi Tetap
Adalah
sistem produksi dimana produk yang akan dibuat diletakkan disatu tempat, dan
berbagai fasilitas seperti mesin, alat produksi, dan tenaga kerjanya
mengerjakan proses produksi ditempat tersebut. Contah, pembuatan pesawat
terbang, atau proses make up artis.
Keputusan
mengenai rancangan dan tata letak mempengaruhi biaya operasi secara langsung
karena keputusan ini menentukan harga sewa, mesin dan perlengkapan. Hal ini
dapat berpengaruh pula pada pengeluaran untuk bunga karena mempengaruhi jumlah
pinjaman untuk memeli properti atau mesin.
Prinsip
dalam penetapan layout, agar diperoleh : jarak angkut minimum, aliran matarian
seimbang dengan kapasitas, penggunaan ruang efektif, fleksibel untuk perubahan.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi rancangan dan tata letak adalah karakteristik lokasi. Jika
lokasi terdapat didaerah yang harga lahannya mahal, dapat dirancang gedung
tingkat tinggi agar mengurangi biaya lahan yang dibutuhkan, Proses prosuksi.
Rancangan dan tata letak akan dipengaruhi ketiga rancangan sistem proses
produksi diatas,jenis produksi. Rancangan dan tata letak akan dipengaruhi oleh
sedikit banyaknya jenis produksi yang dihasilkan, kapasitas produksi yang
diinginkan. Rancangan dan tata letak harus mampu disesuaikan dengan penambahan
atau pengurangan kapasitas jumlah produksi yang diinginkan.
2.6 PERENCANAAN
JUMLAH PRODUKSI DAN PENENTUAN STANDAR
Perkiraan
jumlah produk yang dibuat diwaktu yang akan datang dan penentuan standar dapat
dilakukan beberapa cara antara lain :
a)
Penghitungan
Forecast Produksi
Forecast produksi didasarkan forecast penjualan
perusahaan. Forecast penjualan dapat dilakukan dengan metode statistik dan
metode pendapatan. Besarnya forecast produksi dirumuskan :
b)
Dasar
Perhitungan BEP (Unit)
BEP (Break
Even Point) adalah suatu keadaan pada titik atau jumlah penjualan itu
perusahaan tidak laba dan tidak rugi yang berarti total biaya (Total cost) sama
dengan total pendapatan (total revenue). Jumlah produk di buat harus lebih
besar dari unit terjual pada BEP.
Perhitungan
BEP mempunyai asumsi, bahwa : Biaya dapat dipisah menjadi biaya tetap dan
variable; Haraga jual dan biaya varibel per unit dalam periode perhitungn
selalu tetap; Semua produksi terjual habis sehingga kuantitas penjualan sama
dangan produksi.
c)
Penentuan
Standar Kinerja
Standar
kerja yang harus ditetapkan meliputi :
Ø Standar
Kualitas
Standar
mengenai kualitas barang atau jasa yang dihasilkan, dapat dilakukan standar per
atribut dari barang dan jasa. Untuk menjamin kualitas barang perlu pengendalian
mutu terpadu. Standar kualitas ini mencakup rencana, proses produksi,
monitoring dan tindak lanjut.
Ø Standar
Kuantitas
Standar
mengenai jumlah barang yang harus dibuat dalam suatu periode tertentu untuk
mencapai tujuan dan pertumbuhan perusahaan.
Ø Standar
Waktu Proses
Standar
waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi yang normal agar diperoleh
efisiensi yang maksimal.
Ø Standar
Produktivitas (Productivity
Standar
mengenai rasio antara output dari proses produksi dan input yang digunakan.
Ukuran productivity dapat diukur baik secara total maupun partial atau
bagian-bagiannya. Ukuran productivity antara lain sebagai berikut:
1. Total factor
Productivity, dihitung denga membaagi Output perusahaan dengan Labor + Capital
+ Material + Energy input + Businnes service.
2.
Material
Productivity, dihitung dengan membagi Output dengan material.
3.
Labour
Productivity, dihitung dengan membagi Output dengan jumlah Labor.
2.7 PENGELOLAAN
DALAM KEGIATAN OPERASI
a. Pengaturan
Bahan Baku
Pengatuaran
bahan baku dilakaukan dalam mengefesienkan biaya pemasaran dan penyimpanan yang
akan dikeluarkan dalam satu periode dengan penerapan metode EOQ (Economic Order
Quantity) jika asumsinya dapat dipenuhi. Sedangkan untuk efesiensi biaya
penyimpanan ekstra (Ekstra Carrying Cost) dan penganti bahan baku (Stoc Out
Cost) dipergunakan metode ROP (Re Order Point).
Metode EOQ
dan ROP memiliki asumsi yang sama yaitu : bahan baku selalau tersedia pada
leveransir; pola produksi yang stabil dalam perusahaan; tarif biaya pesan dan
simpan selalu tepat dalam satu periode; bahan baku yang dibeli tidak rusak
akibat disimpan; perusahaan memiliki gedang.
Juga bisa
menggunakan metode JIT (just in time) yaitu metode pengelolaan bahan baku tanpa
harus memiliki gudang penyimpanan,karena bahan baku yang dibeli dari pemasok
langsung diproduksi.jika bahan baku akan habis,levelansir selalu menyediakan
dan menghantarkan sampai lokasi tempat produksi.dalam metode ini,levalinsir
tidak boleh terlambat,sebab akan mengganggu proses produksi.
b. Keputusan Operasi
Pengambilan
keputusan merupakan tema pokok dalam operasi perusahaan.
·
Keputusan
berkaitan dengan proses
Keputusan mengenai proses fisik
berkenaan dengan fasilitas yang akan dipakai untuk memproduksi brang dan jasa.
·
Keputusan
berkaitan dengan kapasitas
Keputusan mengenai kapasitas
diperlukan untuk menghasilkan jumlah produk yang tepat, ditempat dan dalam
waktu yang tepat pula.
·
Keputusan
berkaitan dengan kesediaan
Keputusan berkaitan kesediaan ini
mencangkup apa yang akan dipesan, berapa banyak, dan kapan dipesan.
·
Keputusan
berkaitan dengan tenaga kerja
Keputusan berkaitan dengan tenaga
kerja mencangkup bagaimana rekrutmen, proses seleksi diselesaikan, pelatihan
dan pengembangan, supervisi, kompensasi dan PHK.
·
Keputusan
berkaitan dengan mutu
Keputusan yang menyangkut penentuan
mutu produk harus menjadi orientasi bersama dalam setiap proses operasi
penetapan standar, desain peralatan, pemilihan orang-orang terlatih dan
pengawasan terhadap produk yang dihasilkan.
2.8 PENGAWASAN
KEGIATAN PRODUKSI
Pengawasan
dalam kegiatan produksi perlu dilakukan yaitu: pada kegiatan perencanaan atau
desainnya, proses produksinya, monitoringnya maupun tindak lanjut dari
monitoring itu. Pengawasan dilakukan pada seluruh aspek kegiatan yang berkaitan
dengan produksi, meliputi: pada kegiatan proses produksi; pada kualitas
produksi atau jasa yang dihasilkan; pada biaya produksi/operasi yang
dikeluarkan; pada tenaga keerja yang melakukan kegiatan produksi.
a.
Pembelian
Bahan Baku
Para menejer
melakukan tugas-tugas berikut ketika persediaan barang. Pertama memilih pemasok
bahan baku dengan memperhatikan karekteristik seperti harga, kecepatan,
kualitas, layanan dan ketersediaan kredit. Kedua mencoba mendapatkan
potongan/diskon menurut volume. Ketiga menyerahkan produksi kepada pemasok.
b.
Pengawasan
Persediaan Bahan Baku
Pengawasan
persediaan adalah proses pengelola persediaan pada tingkat yang meminimkan
biaya. Perencanaan kebutuhan bahan baku adalah proses untuk menjamin bahawa
bahan baku tersedia bila mana diperlukan.
c.
Routing
Roting ialah
urutan (rute) tugas yang perlu nuntuk menghasilkan sebuah produk. Bahan baku
biasanya dikirimkan ke masing-masing pos krja (work station) agar dapat dipakai
sesuai spesifikasi proses produksi. Bagian tertentu dari proses produksi
diselesaikan disetiap pos kerja. Proses routing biasanya dievaluasi secara
periodik untuk menentukan apakah bias ditingkatkan sehingga mendapat proses
produksi yang lebih cepat dan murah.
d.
Penjadwalan
Penjadwalan
adalah tindakan menentukan periode waktu untuk setiap tugas dalam proses
produksi. Jadwal produksi adalah rancangan untuk timing dan volume tugas
produksi. Penjadwalan dapat menunjukkan kapan setiap tugas harus diselesaikan.
Cara untuk menjadwalkan proyek khusus adalah teknik evaluasi dan peninjauan
program (program evaluation and review technique-PERT), menjadwalkan tugas
dengan cara meminimkan hambatan proses produksi.
e.
Pengawasan
Kualitas
Kualitas
adalah dimana derajat dimana barang atau jasa memuaskan persyaratan atau
harapan pelanggan. Pengawasan kualitas merupakan proses untuk menentukan apakah
kualitas barang atau jasa memenuhi tingkat kualitas yang diharapkan dan
mengidentifikasi perbaikan yang perlu dilakukan pada proses produksi. Kualiatas
dapat diukur dengan menilai beberapa karakteristik yang meningkatkan kepuasan
pelanggan.
Pengawasan
dilakukan pada berbagai waktu dari aktivitas produksi meliputi: pada saat
menentukan desain atau rancangan produk; pada saat perencanaan proses produksi;
pada aktivitas monitoring; pada akhir proses produksi.
Cara
Pengawasan
Ø Pengawasan
Terhadap Produk
1.
Dengan
Sertivikasi
Sertivikasi
terhadap produk dapat dilakukan dengan mengupayakan sertifikat berdasar standart
industri, asosiasi dan sebagainya.
2.
Pemeriksaan
Laboratorium
Pemerikasaan
laboratorium dilakukan untuk mengendalikan kualitas produk terhadap unsur
kimiawinya yang dikandung.
3.
Penilaian
Dari Pendapat Konsumen
Pendapat
konsumen didapat dari survei kepada konsumen dengan mengedarkan daftar
pertanyaan untuk dijawab mengenai kualitas produk atau jasa yang dihasilkan
perusahaan.
Ø Pengawasan
Terhadap Proses Produksi
a.
Dengan
Penerapan Gugus Kembali Mutu (GKM)
Proses produksi dengan membentuk
gugus yang terdiri dari tiga sampai delapan orang yang pekerjanya sejenis.
b.
Perolehan
Sertifikasi ISO
Sertifikat
ISO diberikan kepada perusahaan yang memenuhi standart organisasi ISO pada
perencanaannya atau proses produksinya atau pengawasannya atau pada tindak
lanjutnya.
Ø Pengawasan
Terhadap Tenaga Kerja Dengan Standart Produktifitas
Pengawasan
ini dilakukan dengan membandingkan antara kinerja para tenaga kerja dengan
standart yang ditetapkan sebelumnya.
Ø Pengawasan Terhadap
Standart Produksi
Dengan
menegement control systems atau system pengendalian manejemen. Caranya dengan
selalu membandingkan antara anggaran atau standart yang lain dengan realita
pembelanjaan di bagian produksi.
2.9 Manajemen
produksi menurut Islam
Adapun
kaidah- kaidah dalam berproduksi antara lain adalah :
1.
Memproduksi barang dan jasa yang halal pada setiap tahapan produksi.
2.
Mencegah kerusakan di muka bumi, termasuk membatasi polusi, memelihara
keserasian, dan ketersediaan sumber daya alam.
3.
Produksi di maksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat serta
mencapai kemakmuran. Kebutuhan yang harus di penuhi harus berdasarkan prioritas
yang ditetapkan agama, yakni terkait dengan kebutuhan untuk tegaknya kaidah/
agama, terpeliharanya nyawa, akal dan keturunan/ kehormatan, serta untuk
kemakmuran material.
4.
Produksi dalam Islam tidak dapat dipisahkan dari tujuan kemandirian umat. Untuk
itulah maka umat memiliki berbagai kemampuan, keahlian, dan prasarana yang
memungkinkan terpenuhinya kebutuhan spiritual dan material. Juga terpenuhinya
kebutuhan pengembangan peradaban, di mana dalam kaitan tersebut para ahli fiqih
memandang bahwa pengembangan di bidang ilmu, industri, perdagangan, keuangan
merupakan fardhu kifayah, yang dengannya manusia bisa melaksanakan urusan agama
dan dunianya.
5.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik kualitas spiritual maupun mental
dan fisik. Kualitas spiritual terkait dengan kesadaran rohaninya, kualitas
mental terkait dengan etos kerja, intelektual, kreatifitasnya, serta fisik
mencapakup kekuatan fisik, kesehatan, efesiensi dan sebagainya. Menurut Islam,
kualitas rohiah individu mewarnai kekuatan- kekuatan lainnya, sehingga membina
kekuatan rohiah menjadi unsur penting dalam produksi Islami.
Dalam
Islam, menurut Muhammad Abdul Mannan (1992), perilaku
produksi tidak hanya menyadarkan pada kondisi permintaan pasar, melainkan juga
berdasarkan pertimbangan kemaslahatan. Pendapat ini di dukung oleh M.M.
Metwally (1992) yang menyatakan bahwa fungsi kepuasan perusahaan tidak hanya
dipengaruhi oleh variabel tingkat keuntungan tetapi juga oleh variabel
pengeluaran yang bersifat charity atau good deeds. Mekanisme charity atau good
deeds dalam Islam diwajibkan dalam bentuk Zakat dan Islam mewajibkan sedekah
dari mereka yang mampu untuk membantu golongan miskin dan negara diberi
kewenangan untuk mengelola sedekah tersebut.
Produktivitas
dimata Islam, suatu siang di kota Madinah yang sibuk. Rasulullah menciumi
tangan salah seorang umatnya. Maklum karena ia seorang buruh yang terbiasa
bekerja keras, tentu saja telapak tangannya sangat kasar. “ Inilah tangan yang
dicintai Allah dan Rasul- Nya, “ demikian seru beliau pada khalayak yang hadir
di tempat itu. Pada
kesempatan yang lain, beliau menegur seseorang yang malas dan meminta- minta,
seraya menunjukan kepadanya jalan kearah kerja produktif. Rasulullah meminta
orang tersebut menjual aset yang dimilikinya dan menyisihkan hasil penjualannya
untuk modal membeli alat (kapak) untuk mencari kayu bakar di tempat bebas dan menjualnya
ke pasar. Beliaupun memonitor kinerjanya untuk memastikan bahwa ia telah
mengubah nasibnya berkat kerja produktif. Begitulsh kerja produktif yang memang
memiliki nilai yang tinggi dalam Islam.
Bekerja
dan berusaha selalu diteladani oleh para rasul. Mari kita tengok sejarah. Para
rasul dan nabi kita adalah orang- orang yang kreatif dan produktif. Muhammad
terkenal sebagai pedagang yang rajin dan jujur, Nuh ahli membuat kapal, Daud
ahli membuat baju Zirah (baju besi), Musa adalah pengembala domba (setyanto,
2002).
Kita
juga tahu, Nabi Muhammad bahkan
sejak kecil telah berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Dimasa
kecil ia menjadi pengembala domba bagi penduduk Mekkah dengan upah beberapa
Qirath. Setelah dewasa ia menjadi pelaku perniagaan ekspor impor kenegeri yang
waktu itu dikatakan sebagai negeri yang jauh, yakni Syam atau Syiria sekarang.
Dalam hadist yang diriwayatkan Tirmidzi, Muhammad bersabda bahwa pedagang yang
jujur akan dikumpulkan dihari kiamat nanti bersama kaum shidiqin dan syuhada.
Dengan
mendasarkan diri dari keteladanan para rasul ini, maka seorang muslim
semestinya harus selalu bersikap kreatif sekaligus produktif, dan menjauhkan
diri dari sikap pasif dan konsumtif. “ Tidak ada yang lebih baik dari seseorang
yang memakan makanan, kecuali jika makanan itu diperolehnya dari hasil jerih
payahnya sendiri. Jika seorang dari kamu mencari kayu bakar, kemudian
mengumpulkan kayu itu dan mengikatnya dengan tali lantas memikulnya
dipunggungnya, sesungguhnya itu lebih baik ketimbang meminta- minta kepada
orang lain.” (HR. Bukhari Muslim).
Sebaliknya
sangatlah tercela seorang muslim yang pekerjaannya meminta- minta pada orang
lain. “ Barang siapa membuka pintu bagi dirinya untuk meminta- minta, maka
Allah akan membukakan pintu kemelaratan baginya.” (HR. Ahmad).
Dengan
bekerja daan menghasilkan sesuatu, lambat laun seseorang akan mandiri secara
ekonomi. Demikian pula halnya dengan negara, semakin banyak warganya yang
mandiri, serta bekerja dan berusaha secara produktif, akan semakin tinggi
tingkat kemandiriannya. Sebaliknya semakin tinggi tingkat pengangguran, seperti
yang dialami Indonesia saat ini, semakin rendahlah tingkat kemandirian ekonomi
negara tersebut. Oleh karena itu, upaya dan langkah- langkah yang mendorong
tumbuh dan berkembangnya usaha dan lapangan kerja seperti usaha kecil,
mendapatkan prioritas yang tinggi dalam Islam.
Produktivitas
haruslah sejalan dengan terpeliharanya keadilan bagi semua orang. Setiap
anggota komponen masyarakat harus dipacu untuk menghasilkan sesuatu, sesuai
bidangnya. Semua itu harus dilindungi jaminan keamanan serta keadilan bagi
setiap orang, pengakuan dan penghargaan untuk setiap pencapaian, dan sanksi
yang tegas bagi prilaku yang kontraproduktif (stick and carot).
Pada
titik ini, terbayang kembali di mata kita pemandangan yang mengharukan itu,
bagaimana Rasulullah menciumi tangan umatnya yang kasar karena dipakai untuk
bekerja.”inilah tangan yang dicintai Allah dan Rasull-Nya.” Begitu seru
Rasulullah.
Maka konsep produksi dalam Islam tidak semata- mata hanya ingin memaksimalkan keuntungan dunia saja akan tetapi yang lebih penting lagi adalah, untuk mencapai maksimalisasi keuntungan diakherat. Dalam berproduksi tadi, ekonomi Islam menempatkan tenaga kerja sebagai salah satu dari empat faktor produksi, bahwa ketiga faktor produksi lainnya adalah Sumber daya alam, modal, dan keahlian. Konsep produksi dalam Islam adalah konsep produksi menurut Al- Quran dan Hadist.
Maka konsep produksi dalam Islam tidak semata- mata hanya ingin memaksimalkan keuntungan dunia saja akan tetapi yang lebih penting lagi adalah, untuk mencapai maksimalisasi keuntungan diakherat. Dalam berproduksi tadi, ekonomi Islam menempatkan tenaga kerja sebagai salah satu dari empat faktor produksi, bahwa ketiga faktor produksi lainnya adalah Sumber daya alam, modal, dan keahlian. Konsep produksi dalam Islam adalah konsep produksi menurut Al- Quran dan Hadist.
Sabda
Nabi Muhammad Saw., “ Tidaklah seseorang memakan makanan apapun yang lebih baik
daripada dia makan dari hasil pekerjaan tangannya; dan sesungguhnya Nabiyullah
Dawud makan dari hasil pekerjaan tangannya.” (HR. Al- Bukhari, Ash- Shahih,
hadist no. 2072)
Hadist yang diriwayatkan Rafi’ bin Khudaij, ia berkata,” Rasulullah Saw. Ditanya, ‘Apakah pekerjaan yang paling bagus, atau paling utama?’ Beliau menjawab, ‘ Pekerjaan seseorang dengan tangannya, dan setiap dagang yang bagus.” (HR. Ahmad, A-l Musnad, hadist no. 16814).
Hadist yang diriwayatkan Rafi’ bin Khudaij, ia berkata,” Rasulullah Saw. Ditanya, ‘Apakah pekerjaan yang paling bagus, atau paling utama?’ Beliau menjawab, ‘ Pekerjaan seseorang dengan tangannya, dan setiap dagang yang bagus.” (HR. Ahmad, A-l Musnad, hadist no. 16814).
Hadist
Nabawi di atas menerangkan bahwa, Setiap kali kegiatan ekonomi seperti
produksi, lebih banyak halalnya dan lebih jauh dari syubhat, maka dia lebih
utama dan bagus.
Setelah
kita telah mengetahui Surah dan ayah dalam Al- Quran serta hadist- hadist nabi
dan riwayat para sahabat yang ada hubungannya dengan kegiatan ekonomi yaitu
produksi khususnya, Maka kita telah mendapatkan arahan- arahan mengenai konsep/
prinsip produksi yang ada dalam Al- Quran dan Hadist Rasulullah Saw. Sebagai
berikut :
Bahwa
manusia hidup di muka bumi ini adalah sebagai khalifah atau wakil dari pemilik
dan pencipta alam semesta, langit, bumi beserta segala isinya yang absolut
yaitu Allah SWT. Karena sifatnya yang Rahman dan Rahiim- Nya kepada Manusia,
maka tugas manusia adalah memakmurkan bumi dengan ilmu dan amalannya, yang
dilandasi dari sifat Allah dalam memanfaatkan langit, bumi beserta segala
isinya.
Islam
selalu mendorong kemajuan di bidang produksi. Menurut Yusuf Qardhawi, Islam
membuka lebar penggunaan metode ilmiah yang didasarkan pada penelitian,
eksperimen, dan perhitungan. Akan tetapi Islam tidak membenarkan penuhanan
terhadap hasil karya ilmu pengetahuan dalam arti melepaskan dirinya dari Al-
Quran dan Hadist.
Tehnik
produksi diserahkan kepada keinginan dan kemampuan manusia. Nabi pernah
bersabda : “ Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian.”
Dalam berinovasi dan berexperimen, pada prinsipnya agama islam menyukai kemudahan, menghindari mudharat dan memaksimalkan manfaat. Dalam Islam tidak terdapat ajaran yang memerintahkan membiarkan segala urusan berjalan dalam kesulitannya, karena pasrah kepada keberuntungan atau kesialan, karana berdalih dengan ketetapan dan ketentuan Allah, atau karena tawakal kepada- Nya, sebagaimana keyakinan yang terdapat di dalam agama- agama selain Islam. Sesungguhnya Islam mengingkari itu semua dan menyuruh untuk bekerja dan berbuat, bersikap hati- hati dan melaksanakan semua persyarata. Tawakal dan sabar adalah konsep penyerahan hasil kepada Allah SWT.
Dalam berinovasi dan berexperimen, pada prinsipnya agama islam menyukai kemudahan, menghindari mudharat dan memaksimalkan manfaat. Dalam Islam tidak terdapat ajaran yang memerintahkan membiarkan segala urusan berjalan dalam kesulitannya, karena pasrah kepada keberuntungan atau kesialan, karana berdalih dengan ketetapan dan ketentuan Allah, atau karena tawakal kepada- Nya, sebagaimana keyakinan yang terdapat di dalam agama- agama selain Islam. Sesungguhnya Islam mengingkari itu semua dan menyuruh untuk bekerja dan berbuat, bersikap hati- hati dan melaksanakan semua persyarata. Tawakal dan sabar adalah konsep penyerahan hasil kepada Allah SWT.
Surah
Al-Qashash : 77
77.
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Ayat
77 pada surah Al- Qashash maksudnya adalah mengingatkan kepada umat manusia
didunia untuk mencari kesejahteraan di akherat tanpa melupakan urusan dunia.
Artinya bahwa urusan dunia adalah sarana untuk memperoleh kesejahteraan di
akherat. Orang bisa berkompetisi dalam kebaikan urusan- urusan di dunia, tetapi
sebenarnya mereka sedang berlomba- lomba untuk mendapatkan kebaikan di akherat.
Sesungguhnya
Islam menerima motif- motif berproduksi yang menjadi tujuan dan pendorong dalam
ekonomi konvensional. Hanya bedanya, lebih jauh Islam juga menjelaskan norma –
norma atau nilai- nilai moral di samping manfaat ekonomi. Bahkan sebelum itu,
Islam menjelaskan mengapa produksi harus dilakukan. Menurut ajaran Islam,
manusia adalah Khalifatullah atau wakil dari Allah di muka bumi yang
berkewajiban untuk memakmurkan bumi dengan jalan beribadah kepada- Nya. Karena
Allah adalah satu- satunya pencipta alam semesta, pemilik, dan pengendali alam
raya semesta ini yang dengan takdir- Nya menghidupkan dan mematikan serta
mengendalikan alam raya semesta ini dengan ketetapan- Nya. Norma- norma tentang
konsep produksi dalam Islam dapat juga dilihat dalam Al- Quran dalam :
Surah Al-Imran : 14
Surah Al-Imran : 14
14.
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik
(surga).
Surah Al-Jum’ah : 10
10.
Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Surah Al-Baqarah : 198
Surah Al-Baqarah : 198
198.
Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari
Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari `Arafah, berzikirlah kepada
Allah di Masy`arilharam. Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana
yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk
orang-orang yang sesat.
Menurut
suatu riwayat, pada zaman Jahiliyyah terkenal pasar-pasar bernama Ukadh, Mijnah
dan Dzul-Majaz. Kaum Muslimin merasa berdosa apabila berdagang di musim haji di
pasar itu. Mereka bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang hal itu. Maka
turunlah "Laisa 'alaikum junahun an tabtaghu fadl-lan min rabbikum"
(awal ayat S. 2: 198) yang Membenarkan mereka berdagang di musim haji.
(Diriwayatkan oleh al- Bukhari yang bersumber dari Ibnu Abbas.)
Menurut
riwayat lain Abi Umamah at-Taimi bertanya kepada Ibnu Umar tentang menyewakan
kendaraan sambil naik haji. Ibnu Umar menjawab: "Pernah seorang laki-laki
bertanya seperti itu kepada Rasulullah Saw yang seketika itu juga turun
"Laisa 'alaikum junahun an tabtaghu fadl-lan min rabbikum". Rasulullah
Saw memanggil orang itu dan bersabda: "Kamu termasuk orang yang menunaikan
ibadah haji." (Diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Jarir,
al-Hakim dan lainnya, yang bersumber dari Abi Umamah at-Taimi.)
Surah
Al-Baqarah : 29
29.
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.
Dalam
Hadist, banyak sekali riwayat yang menjelaskan aktifitas produksi barang dan
jasa yang dilakukan seorang muslim untuk memperbaiki apa yang dimilikinya, baik
berupa sumber daya alam dan harta, dan dipersiapkan untuk dimanfaatkan oleh
pelakunya sendiri atau oleh umat Islam. Diantara Contoh riwayat- riwayat
tersebut adalah sebagai berikut :
Usman
bin Abul ‘Ash berkata kepada Umar Radhiallahu Anhu, “ Wahai Amirul Mukminin,
sesungguhnya di daerah kami terdapat lahan tanah yang tidak dimiliki seseorang,
maka putuskanlah dia kepadaku untuk aku kelolanya, sehingga dia mendatangkan
manfaat bagi keluargaku dan juga bagi kaum muslimin. “ Maka Umar menetapkan
lahan tanah tersebut untuknya. (Ibnu Zanjawaih, Kitab Al- Amwal (2:626)
Semula
Umar Radhiallahu Anhu tidak mengijinkan tawanan yang menginjak dewasa untuk
masuk ke Madinah. Tapi kemudian Mughirah bin Syu’bah yang berada di Kufah
menyebutkan kepadanya anak muda yang memiliki banyak keterampilan, dan meminta
izin untuk membawanya masuk ke Madinah, seraya berkata, “ Sesungguhnya anak
muda ini memiliki banyak keterampilan yang berguna bagi manusia. Sebab dia tukang
besi, ahli ukir, dan tukang kayu.” Maka Umar menulis surat kepada Mughirah dan
mengizinkannya untuk mengirimkan anak muda tersebut ke Madinah.
Umar
Radhiallahu Anhu sangat memperhatiakn aktifitas pengajaran dan menetapkan “
rizki” bagi para pengajar (Ibnu Qutaibah, Al Mushannaf (4:431)) Sedangkan makna
rizki dalam hal ini adalah apa yang ditetapkan di Baitul Mal menurut kadar
kebutuhan dan kecukupan bagi Mujahidin, Qadhi, Mufti, Pengajar, dan orang-
orang yang memiliki keterkaitan dengan tugas kemaslahatan umum. Jadi rizki
disini lebih serupa dengan gaji, pada saat sekarang ini.
Salah
satu asisten gubernur Umar Radhiallahu Anhu di Yaman ingin pergi jihad, maka
Umar mengembalikannya pada pekerjaannya seraya berkata kepadanya, “ Kembalilah
kamu! Sebab, bekerja dengan benar adalah Jihad yang bagus.” (Shahih Ibnu
Khuzaimah (4: 68)).
BAB III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
1.
Manajemen Produksi adalah salah satu cabang manajemen
yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu
barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan
yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa
yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.
2.
Dalam sistem produksi, yang menjadi masukan adalah energi,
material, tenaga kerja, modal dan informasi. Sedangkan sistem produksi yang
disandarkan pada kendali syari’at akan memastikan berjalannya proses
transformasi yang amanah, disamping jaminan halal atas segala masukan yang
digunakan serta semua keluaran yang dihasilkan.
3.
Terdapat 2 kriteria dalam menentukan lokasi produksi
yakni kriteria subyektif dan kriteria obyektif.
4.
Keputusan mengenai proses produksi menjadi keputusan
yang penting dalam melakukan desain sistem produksi. Proses produksi diatur
sesuai dengan keinginan dan keadaan perusahaan, dengan memilih dari berbagai
alternatif proses produksi.
5.
Keputusan mengenai desain rumah produksi merupakan
keputusan yang menyangkut bagaimana perusahaan mendesain tempat produksi dari
mulai fasilitas, pekerjaan, ruang kerja, gudang dan lain-lain. Terdapat
beberapa jenis rancangan dalam sistem produksi, yakni rancangan produksi,
rancangan proses, dan rancangan posisi tetap.
6.
Perkiraan jumlah produk yang dibuat diwaktu yang akan
datang dan penentuan standar dapat dilakukan beberapa cara antara lain :
Penghitungan Forecast Produksi, Dasar Perhitungan BEP (Unit) dan penentuan
standar kinerja. Standar
kerja yang harus ditetapkan meliputi : standar kualitas, standar kuantitas,
standar waktu proses, dan standar produktivitas
7.
Pengelolaan dalam kegiatan produksi meliputi
pengelolaan bahan baku dan keputusan produksi.
8.
Pengawasan dilakukan pada seluruh aspek kegiatan yang
berkaitan dengan produksi, meliputi: pada kegiatan proses produksi; pada
kualitas produksi atau jasa yang dihasilkan; pada biaya produksi/operasi yang
dikeluarkan; pada tenaga keerja yang melakukan kegiatan produksi.
3.2 SARAN
Setelah mengetahui kegiatan produksi dalam suatu perusahaan, maka penulis
menyarankan dan mengajak kepada pembaca agar dalam menjalankan suatu produksi
harus tahu terlebih dahulu terhadap penentuan standart suatu produksi sehingga
barang yang di produksi bisa di awasi dalam kegiatannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-
Quran Digital, “ Versi 2.1”, Jumadil akhir 1425 H (Agustus 2004)
Quran Player, “ Versi 2.0.1.0”, Copyright 2005 Wawan Sjachriyanto dari Ali Abdurrahman Al- Hudzaifi Muhammad Ayyub.
Quran Player, “ Versi 2.0.1.0”, Copyright 2005 Wawan Sjachriyanto dari Ali Abdurrahman Al- Hudzaifi Muhammad Ayyub.
Hadist
Arba’in An- Nawawi dengan Syarah Ibnu Daqiqil’ Ied, “ Versi 1.0”, Dzulqa’dah
1426 H (Desember 2005).
Muhammad
Husni Mubarok, M.M. Pengantar Bisnis. Kudus:Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri(STAIN). 2010
FIKIH
EKONOMI UMAR bin Al- Khathab, DR. Jaribah bin Ahmad Al- Haritsi, penerjemah, H.
Asmuni Solihan Zamakhsyari, Lc, “ Khalifah”
Hadist 930., RINGKASAN SHAHIH MUSLIM, disusun oleh, Al- Hafizh Zaki Al-Din ‘Abd Al- ‘ Azhim Al-Mundziri, penerjemah : Syinqithy Djamaluddin dan H.M. Mochtar Zoerni, penerbit, “ Mizan” MENELADANI KEUNGGULAN Bisnis Rasulullah, Membumikan Kembali Semangat etika Bisnis Rasulullah, DR. Asyraf Muhammad Dawwabah,” Pustaka Nuun).”
Hadist 930., RINGKASAN SHAHIH MUSLIM, disusun oleh, Al- Hafizh Zaki Al-Din ‘Abd Al- ‘ Azhim Al-Mundziri, penerjemah : Syinqithy Djamaluddin dan H.M. Mochtar Zoerni, penerbit, “ Mizan” MENELADANI KEUNGGULAN Bisnis Rasulullah, Membumikan Kembali Semangat etika Bisnis Rasulullah, DR. Asyraf Muhammad Dawwabah,” Pustaka Nuun).”
Pengenalan
Eksklusif EKONOMI ISLAM, Mustafa Edwin Nasution dkk, “ Kencana Prenada Media
Group” Jakarta 2006.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar