Senin, 29 Juni 2015

Management Produksi

MAKALAH KEWIRAUSAHAAAN
( Manajemen Produksi )



Kelompok 5:
           Nama :                                                    Nim:
1.    Siti Nurjannah Indah Sari                   70100113098
2.    Andi Tenri Paramitha                          70100113
3.    Musfira Burhan                                   70100113
4.    Andi Arnisa                                          70100113
5.    Reski Fauziah                                      70100113
6.    Ade Irma Wahyu                                 70100113


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA GOWA
2015

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa, karena berkat limpahan ranmat dan hidayah-Nya kepada kami semua. Makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya yang diharapkan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

Dalam penulisan makalah ini pembuat menyadari masih banyak kesalahan yang perlu di perbaiki besama, untuk itu kritik dan sarannya perlu untuk disampaikan kepada kami. Agar penulisan makalah selanjutnya akan lebih baik dan sekaligus sebagai upaya perbaikan dan penyempurnaan dimasa yang akan datang. Akhirnya kurang dan lebihnya kami ucapkan banyak terima kasih, penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri lebih-lebih kepada seluruh pembaca pada umumnya.


                                                                                                                        Samata, 12 Juni 2015


DAFTAR ISI

Kata pengantar...................................................................................................... I
Daftar isi................................................................................................................ II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang...................................................................................................1
1.2  Rumusan masalah..............................................................................................1
1.3  Tujuan................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Produksi Atau operasi…………..................................3
2.2  Sistem Produksi/Operasi……………………………….……….……....……..4
2.3  Penentuan Lokasi Perusahaan ……………………….........................................5
2.4  Pengaturan Proses Produksi Atau Operasi…………………………..………...6
2.5  Rancangan Pabrik Dan Sistem Produksi ………………………….………….8
2.6  Perencanaan Jumlah Produksi Dan Penentuan Standar…………..…………...9
2.7  Pengelolaan Dalam Kegiatan Operasi…………………………….…………..10
2.8  Pengawasan Kegiatan Produksi………………………………….……………11
2.9 Manajemen Produksi Menurut Islam………………………………………….15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................22
3.2. Saran...............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24





BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Seperti di ketahui manajemen pada dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu maka manajemen produksi atau operasi merupakan proses pengambilan keputusan didalam usaha untuk menghasilkan barang atau jasa sehingga tepat sasaran yang berupa tepat waktu, tepat mutu, tepat jumlah dengan biaya yang efisien, oleh karena itu manajemen produksi atau operasi mengkaji pengambilan keputusan dalam fungsi produksi, atau operasi.
Melalui kegiatan produksi atau operasi segala sumber daya masukkan perusahaan diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah. Produk yang dihasilkan dapat berupa barang jadi, barang setengah jadi dan jasa. Oleh karena itu, kegiatan produksi atau operasi menjadi salah satu fungsi utama perusahaan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis memiliiki maksud dan tujuan. Adapun maksud penulis adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bisnis. Sedangkan tujuannya, penulis berharap agar makalah ini bisa memberikan sedikit ilmu pengetahuan mengenai Manajemen Produksi atau Operasi kepada para pembaca.

1.2  RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana pengertian Manajemen Produksii?
2.      Bagaimana Sistem Produksi/Operasi?
3.      Bagaimana penentuan lokasi perusahaan/produksi?
4.      Bagaimana pengaturan proses produksi/operasi?
5.      Bagaimana rancangan pabrik dan sistem produksi?
6.      Bagaimana perencanaan produksi dan penentuan standar?
7.      Bagaimana pengelolaan dalam kegiatan operasi?
8.      Bagaimana pengawasan kegiatan produksi?

1.3  TUJUAN
1.      Mengetahui pengertian Manajemen Produksi
2.      Mengetahui Sistem Produksi/Operasi
3.      Mengetahui penentuan lokasi perusahaan/produksi
4.      Mengetahui pengaturan proses produksi/operasi
5.      Mengetahui rancangan pabrik dan sistem produksi
6.      Mengetahui perencanaan produksi dan penentuan standar
7.      Mengetahui pengelolaan dalam kegiatan operasi
8.     Mengetahui pengawasan kegiatan produksi



BAB II
PEMBAHASAN
2.1  PENGERTIAN MANAJEMEN PRODUKSI
Manajemen produksi merupakan proses manajemen yang diterapkan dalam bidang produksi. Proses manajemen produksi adalah penggabungan seluruh aspek yang terdiri dari produk, pabrik, proses, program dan manusia.
Manajemen Produksi adalah salah satu cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Istilah-istilah yang biasa digunakan dalam manajemen produksi yaitu produksi, produk, produsen, produktivitas, proses produksi, sistem produksi, perencanaan produk, perencanaan produksi, dan luas perusahaan.
Manajemen operasi adalah suatu proses yang berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi manajemen dan untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan.
Unsur Manajemen terdiri dari ; perencanaan, pelaksanaan, pengawasan.
·      Tahap  Perencanaan, meliputi ; Penentuan strategi operasi; penentuan lokasi pabrik; Riset dan pengembangan produk; penentuan jumlah produk; penentuan luas dan pola produksi;penyusunan layout & job design; serta penentuan standar kerja.
·      Tahap Pelaksanaan, meliputi ; pengaturan bahan baku; pengaturan proses produksi; pemeliharaan dan penggantian fasilitas; perbaikan lingkungan kerja; dan perbaikan kesejahteraan pekerja.
·      Tahap Pengawasan, meliputi ; pengawasan kuantitas ; pengawasan kualitas; dan pengawasan biaya produksi dan operasi.
Dalam perencanaan, manajer operasi menentukan tujuan subsistem operasi dari organisasi dan mengembangkan program, kebijakan dan prosedur penentuan peranan dan focus dari operasi termasuk perencanaan produk, perencanaan fasilitas dan perencanaan penggunaan sumber daya produksi.
 Dengan demikian, Manajemen Produksi atau Operasi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

2.2  SISTEM PRODUKSI/OPERASI
Sistem operasi merupakan sistem yang mengacu pada sistem transformasi yang menghasilkan barang dan jasa. Gambaran sistem ini tidak hanya menjadi pijakan untuk definisi jasa dan manufaktur sebagai sistem transformasi, tetapi juga dasar yang kuat untuk rancangan dan analisis operasi.
Dalam sistem operasi, yang menjadi masukan adalah energi, material, tenaga kerja, modal dan informasi. Sedangkan sistem operasi yang disandarkan pada kendali syari’at akan memastikan berjalannya proses transformasi yang amanah, disamping jaminan halal atas segala masukan yang digunakan serta semua keluaran yang dihasilkan.
Lingkungan eksternal mempengaruhi ketiga subsistem manajemen operasi. Sebagai contoh, lingkungan eksternal menyediakan tenaga kerja, bahan mentah yang menjadi input. Perubahan teknologi dapat mengubah proses transformasi. Produk yang dihasilkan oleh organisasi dilempar kelingkungan eksternal, tetapi lingkungan eksternal juga mempengaruhi output yang dihasilkan. Sebagai contoh, perubahan preferensi konsumen akan mengubah produk yang dihasilkan organisasi menjadi produk yang lebih sesuai dengan preferensi konsumen tersebut. Alat dan metode dapat mempengaruhi dan membantu proses transformasi.



2.3  PENENTUAN LOKASI PERUSAHAAN
Terdapat 2 kriteria dalam menentukan lokasi produksi:
1.      Kriteria subyektif, keputusan lokasi produksi berdasarkan pertimbangan subyektif pemilik perusahaan dimana keputusan subyektif  ini akan sangat membantu tercapainya keberhasilan dalam bisnis sekiranya keputusan subyektif ini didukung oleh berbagai faktor yang memperkuat keputusan subjektif.
2.      Kriteria obyektif, mempertimbangkan berbagai faktor yang akan mendukung tercapainya keberhasilan. Seperti regulasi pemerintah seputar bisnis yang dijalankan, budaya masyarakat, akses terhadap pasar dan pemasok, tingkat persaingan, akses transportasi dan lain-lain.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Lokasi Kerja:
1)      Biaya ruang kerja
Biaya untuk membeli ruang kerja dapat berbeda dari satu lokasi ke lokasi lain tergantung dari letak tanah.
2)      Ketersediaan dan biaya tenaga kerja
Perusahaa dapat memilih lokasi dimana terdapat banyak tenaga kerja dengan keahlian khusus yang diperlukan. Biaya tenaga kerja sangat bervariasi tergantung dari lokasi perusahaan.
3)      Insentif pajak
Insentif pajak diberikan untuk menambah lapangan kerja dan memperbaiki kondisi ekonomi di daerah-daerah yang menawarkan kridit pajak.
4)      Sumber permintaan
Biaya trasportasi dan jasa produk dapat dikurangi dengan memproduksi di lokasi yang dekat sumber permintaan dari konsumen.


5)      Akses trasportasi
Perusahaan lebih memilih lokasi dekat sumber utama transportasi agar para konsumen lebih mudah mengakses perusahaan.
dalam menentukan lokasi bisnis manufaktur dan jasa ada beberapa cara antara lain.
Lokasi bisnis Manufaktur (penghasil barang)
Model-model penghitungannya:
Ø      Dengan penghitungan biaya angkut dan jarak yang paling rendah
Contoh: perusahaan konveksi, lebih memilih lokasi didaerah kudus yang dekat dengan pasar kliwon, untuk memasarkan produknya, bahan bakunya pun didaerah kudus banyak tersedia.
Ø      Metode perbandingan biaya operasi
Memilih beberapa alternatif lokasi, kemudian diperbandingkan dan dipilih alternatif lokasi dengan biaya operasi paling rendah.
Ø  Dengan pendekatan kualitatif
Contoh: pabrik semen dan minyak, memilih lokasi yang dekat dengan bahan baku.
Lokasi bisnis jasa
Bisnis jasa lebih diprioritaskan yang lokasinya setrategis, karena tidak ada biaya angkut. Namun bisnis jasa yang mendatangi konsumen seperti jasa sedot WC, tidak perlu strategis yang terpenting adalah sarana komunikasinya kepada konsumen, cukup dengan menempel nomor telephon.

2.4  PENGATURAN PROSES PRODUKSI ATAU OPERASI
Keputusan mengenai proses produksi menjadi keputusan yang penting dalam melakukan desain sistem produksi. Proses produksi diatur sesuai dengan keinginan dan keadaan prusahaan,dengan memilih dari berbagai alternatif proses produksi sebagai berikut:
a.    Secara umum,terdapat dua jenis proses produksi :
Pertama, sistem Produksi Intermiten
Sistem prosuksi dimana pengelolaan kegiatan produksi bersifat tidak terus menerus, berkelanjutan dan menggunakan pola mulai selesai. Artinya,kepastian mengenai kapan memulai proses  produksi dan kapan menyelesaikan proses produksi jelas. Terdapaat dua jenis pola produksi yang menggunakan sistem intermiten :
1.         Produksi massal ( mass production)
Umumnya berlaku pada prusahaan manufaktur. Dilakukan melalui standar produksi tertentu, prosedur tertentu dan jumlah unit produk tertentu yang secara rutin diproduksi.
2.      Pilihan masal (mass customization)
Bahwa produk yang dihasilkan oleh prusshaan memberikasn keleluasaan kepada konsumen untuk memilih sesuai selera dan daya beli masing-masing. Perusahaan memproduksi variasi produk yang lebih banyak,seperti HP,Komputer.
Kedua,sistem proses produksi yang terus menerus (continous production system)
Sistem produksi dimana pengelolaan kegiatan produksi bersifat terus menerus dan untuk jangka waktu yang relatif panjang kemudian disimpan dalam gudang, disalurkan ke penyalur dan dijual kepada konsumen. Contoh perusahaan manufaktur seperti perusahaan kimia, minyak bumi dan tambang, sedangkan perusahaan jasa seperti ttransportasi transportasi yang terus menerus memberatkan penumpang dari terminal.
b.   Proses produksi Pelayanan
1.        Produksi yang standar
Proses produksi yang didasarkan pada standar perusahaan. Standar tersebut di desain dari informasi konsumen. Konsemen membeli sebagaimana barang yang distandardisasikan tersebut.
2.      Produksi menurut pesanan
Proses produksi dilakukan untuk membuat barang sebagaimana yang dipesan oleh konsemen. Jadi bentuknya tidak distandardisasikan tetapi sangat bervariasi.
c.    Sifat dan Teknis Produksi
Teknik produksi pada perusahaan manufaktur ada beberapa jenis yaitu:
a)    Proses Ekstraktif merupakan proses produksi yang haanya mengambil dari alam dan sudah terjadi produksi akhir,  misalnya emas, batu bara, dan sebagainya.
b)   Proses Analitis merupakan kegiatan produksi yang memisah misahkan bahan alam menjadi produk akhir, misalnya  minyak, semen dan sebagainya.
c)    Proses sintetis merupakan kegiatan produksi dengan mencampur bahan-bahan kemudian diolah menjadi produk akhir, misalnya makanan, minuman, dan obat-obatan.
d)   Proses Pengubahan yaitu kegiatan produksi dengan mengubah bahan baku menjadi produk akhir, misalnya elektronik.
                                                                                   
2.5  RANCANGAN PABRIK DAN SISTEM PRODUKSI
Rancangan (Design) menunjukkan ukuran dan struktur pabrik atau kantor.Tata Letak (Layout) adalah pengaturan mesin dan perlengkapan didalam pabrik atau kantor. Yang dimaksud pabrik atau rumah produksi merupakan tempat dimana kegiatan produksi dijalankan.
Keputusan mengenai desain rumah produksi merupakan keputusan yang menyangkut bagaimana perusahaan mendesain tempat produksi dari mulai fasilitas, pekerjaan, ruang kerja, gudang dan lain-lain. Sebagai contoh untuk perusahaan garmen, perlu ditentukan dimana meletakkan bahan baku, menempatkan pekerja, mesin dan menyimpan hasil akhir. Begitu juga dalam bisnis restoran, manajer perlu menentukan dimana letak kasir,meja makan, dapur, toilet, hingga lokasi parkir.
Rancangan sistem produksi menyangkut bagaimana proses konversi dalam sistem produksi dilakukan. Terdapat beberapa jenis rancangan dalam sistem produksi sebagai berikut :
a.    Rancangan Produksi
Adalah rancanga sistem produksi yang bersifat berkesinambungan dari awal hingga akhir dan mengikuti satu pola proses produksi. Sebagai contoh, proses pembuatan kain dari kapas hingga kain jadi. Tahapan proses pembuatan kain tersebut mulai dari bahan baku berupa kapas disiapkan, kapas dipintal menjadi kain dalam mesin pintal, kain yang sudah jadi melalui pembersihan, kemudian kain dan diwarnai dan dibersihkan lagi kemudian dikeringkan, lalu kain melalui proses penggulungan kemudian digudangkan.
b.    Rancangan Proses
Yaitu rancangan sitem produksi yang proses produksinya mengikuti jenis proses yang harus dilakuakan dan tak selalu harus mengikuti seluruh proses yang ada. Contah, proses pemariksaan kesehatann disebuah poliklinik. Proses dimulai dari pasien datang, mendafter ke resepsionis lalu menunggu diruang tunggu. Proses selanjutnya sangat bergantung jasa apa yang diinginkan oleh pasien, apakah perlu kedokter anak, ahli penyakit dalam atau pemeriksaan gigi
c.    Rancangan Posisi Tetap
Adalah sistem produksi dimana produk yang akan dibuat diletakkan disatu tempat, dan berbagai fasilitas seperti mesin, alat produksi, dan tenaga kerjanya mengerjakan proses produksi ditempat tersebut. Contah, pembuatan pesawat terbang, atau proses make up artis.
Keputusan mengenai rancangan dan tata letak mempengaruhi biaya operasi secara langsung karena keputusan ini menentukan harga sewa, mesin dan perlengkapan. Hal ini dapat berpengaruh pula pada pengeluaran untuk bunga karena mempengaruhi jumlah pinjaman untuk memeli properti atau mesin.
Prinsip dalam penetapan layout, agar diperoleh : jarak angkut minimum, aliran matarian seimbang dengan kapasitas, penggunaan ruang efektif, fleksibel untuk perubahan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi rancangan dan tata letak adalah karakteristik lokasi. Jika lokasi terdapat didaerah yang harga lahannya mahal, dapat dirancang gedung tingkat tinggi agar mengurangi biaya lahan yang dibutuhkan, Proses prosuksi. Rancangan dan tata letak akan dipengaruhi ketiga rancangan sistem proses produksi diatas,jenis produksi. Rancangan dan tata letak akan dipengaruhi oleh sedikit banyaknya jenis produksi yang dihasilkan, kapasitas produksi yang diinginkan. Rancangan dan tata letak harus mampu disesuaikan dengan penambahan atau pengurangan kapasitas jumlah produksi yang diinginkan.


2.6  PERENCANAAN JUMLAH PRODUKSI DAN PENENTUAN STANDAR
Perkiraan jumlah produk yang dibuat diwaktu yang akan datang dan penentuan standar dapat dilakukan beberapa cara antara lain :
a)    Penghitungan Forecast Produksi
Forecast produksi didasarkan forecast penjualan perusahaan. Forecast penjualan dapat dilakukan dengan metode statistik dan metode pendapatan. Besarnya forecast produksi dirumuskan :
b)   Dasar Perhitungan BEP (Unit)
BEP (Break Even Point) adalah suatu keadaan pada titik atau jumlah penjualan itu perusahaan tidak laba dan tidak rugi yang berarti total biaya (Total cost) sama dengan total pendapatan (total revenue). Jumlah produk di buat harus lebih besar dari unit terjual pada BEP.
Perhitungan BEP mempunyai asumsi, bahwa : Biaya dapat dipisah menjadi biaya tetap dan variable; Haraga jual dan biaya varibel per unit dalam periode perhitungn selalu tetap; Semua produksi terjual habis sehingga kuantitas penjualan sama dangan produksi.
c)    Penentuan Standar Kinerja
Standar kerja yang harus ditetapkan meliputi :
Ø  Standar Kualitas
Standar mengenai kualitas barang atau jasa yang dihasilkan, dapat dilakukan standar per atribut dari barang dan jasa. Untuk menjamin kualitas barang perlu pengendalian mutu terpadu. Standar kualitas ini mencakup rencana, proses produksi, monitoring dan tindak lanjut.
Ø  Standar Kuantitas
Standar mengenai jumlah barang yang harus dibuat dalam suatu periode tertentu untuk mencapai tujuan dan pertumbuhan perusahaan.

Ø  Standar Waktu Proses
Standar waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi yang normal agar diperoleh efisiensi yang maksimal.
Ø  Standar Produktivitas (Productivity
Standar mengenai rasio antara output dari proses produksi dan input yang digunakan. Ukuran productivity dapat diukur baik secara total maupun partial atau bagian-bagiannya. Ukuran productivity antara lain sebagai berikut:
1.     Total factor Productivity, dihitung denga membaagi Output perusahaan dengan Labor + Capital + Material + Energy input + Businnes service.
2.      Material Productivity, dihitung dengan membagi Output dengan material.
3.      Labour Productivity, dihitung dengan membagi Output dengan jumlah Labor.

       2.7    PENGELOLAAN DALAM KEGIATAN OPERASI
a.      Pengaturan Bahan Baku
Pengatuaran bahan baku dilakaukan dalam mengefesienkan biaya pemasaran dan penyimpanan yang akan dikeluarkan dalam satu periode dengan penerapan metode EOQ (Economic Order Quantity) jika asumsinya dapat dipenuhi. Sedangkan untuk efesiensi biaya penyimpanan ekstra (Ekstra Carrying Cost) dan penganti bahan baku (Stoc Out Cost) dipergunakan metode ROP (Re Order Point).
Metode EOQ dan ROP memiliki asumsi yang sama yaitu : bahan baku selalau tersedia pada leveransir; pola produksi yang stabil dalam perusahaan; tarif biaya pesan dan simpan selalu tepat dalam satu periode; bahan baku yang dibeli tidak rusak akibat disimpan; perusahaan memiliki gedang.
Juga bisa menggunakan metode JIT (just in time) yaitu metode pengelolaan bahan baku tanpa harus memiliki gudang penyimpanan,karena bahan baku yang dibeli dari pemasok langsung diproduksi.jika bahan baku akan habis,levelansir selalu menyediakan dan menghantarkan sampai lokasi tempat produksi.dalam metode ini,levalinsir tidak boleh terlambat,sebab akan mengganggu proses produksi.
b.      Keputusan Operasi
Pengambilan keputusan merupakan tema pokok dalam operasi perusahaan.
·         Keputusan berkaitan dengan proses
 Keputusan mengenai proses fisik berkenaan dengan fasilitas yang akan dipakai untuk memproduksi brang dan jasa.
·         Keputusan berkaitan dengan kapasitas
 Keputusan mengenai kapasitas diperlukan untuk menghasilkan jumlah produk yang tepat, ditempat dan dalam waktu yang tepat pula.
·         Keputusan berkaitan dengan kesediaan
 Keputusan berkaitan kesediaan ini mencangkup apa yang akan dipesan, berapa banyak, dan kapan dipesan.
·         Keputusan berkaitan dengan tenaga kerja
        Keputusan berkaitan dengan tenaga kerja mencangkup bagaimana rekrutmen, proses seleksi diselesaikan, pelatihan dan pengembangan, supervisi, kompensasi dan PHK.
·         Keputusan berkaitan dengan mutu
 Keputusan yang menyangkut penentuan mutu produk harus menjadi orientasi bersama dalam setiap proses operasi penetapan standar, desain peralatan, pemilihan orang-orang terlatih dan pengawasan terhadap produk yang dihasilkan.

       2.8  PENGAWASAN KEGIATAN PRODUKSI
Pengawasan dalam kegiatan produksi perlu dilakukan yaitu: pada kegiatan perencanaan atau desainnya, proses produksinya, monitoringnya maupun tindak lanjut dari monitoring itu. Pengawasan dilakukan pada seluruh aspek kegiatan yang berkaitan dengan produksi, meliputi: pada kegiatan proses produksi; pada kualitas produksi atau jasa yang dihasilkan; pada biaya produksi/operasi yang dikeluarkan; pada tenaga keerja yang melakukan kegiatan produksi.
a.      Pembelian Bahan Baku
Para menejer melakukan tugas-tugas berikut ketika persediaan barang. Pertama memilih pemasok bahan baku dengan memperhatikan karekteristik seperti harga, kecepatan, kualitas, layanan dan ketersediaan kredit. Kedua mencoba mendapatkan potongan/diskon menurut volume. Ketiga menyerahkan produksi kepada pemasok.
b.      Pengawasan Persediaan Bahan Baku
Pengawasan persediaan adalah proses pengelola persediaan pada tingkat yang meminimkan biaya. Perencanaan kebutuhan bahan baku adalah proses untuk menjamin bahawa bahan baku tersedia bila mana diperlukan.
c.       Routing
Roting ialah urutan (rute) tugas yang perlu nuntuk menghasilkan sebuah produk. Bahan baku biasanya dikirimkan ke masing-masing pos krja (work station) agar dapat dipakai sesuai spesifikasi proses produksi. Bagian tertentu dari proses produksi diselesaikan disetiap pos kerja. Proses routing biasanya dievaluasi secara periodik untuk menentukan apakah bias ditingkatkan sehingga mendapat proses produksi yang lebih cepat dan murah.
d.      Penjadwalan
Penjadwalan adalah tindakan menentukan periode waktu untuk setiap tugas dalam proses produksi. Jadwal produksi adalah rancangan untuk timing dan volume tugas produksi. Penjadwalan dapat menunjukkan kapan setiap tugas harus diselesaikan. Cara untuk menjadwalkan proyek khusus adalah teknik evaluasi dan peninjauan program (program evaluation and review technique-PERT), menjadwalkan tugas dengan cara meminimkan hambatan proses produksi.
e.       Pengawasan Kualitas
Kualitas adalah dimana derajat dimana barang atau jasa memuaskan persyaratan atau harapan pelanggan. Pengawasan kualitas merupakan proses untuk menentukan apakah kualitas barang atau jasa memenuhi tingkat kualitas yang diharapkan dan mengidentifikasi perbaikan yang perlu dilakukan pada proses produksi. Kualiatas dapat diukur dengan menilai beberapa karakteristik yang meningkatkan kepuasan pelanggan.
Pengawasan dilakukan pada berbagai waktu dari aktivitas produksi meliputi: pada saat menentukan desain atau rancangan produk; pada saat perencanaan proses produksi; pada aktivitas monitoring; pada akhir proses produksi.
Cara Pengawasan
Ø  Pengawasan Terhadap Produk
1.      Dengan Sertivikasi
Sertivikasi terhadap produk dapat dilakukan dengan mengupayakan sertifikat berdasar standart industri, asosiasi dan sebagainya.
2.      Pemeriksaan Laboratorium
Pemerikasaan laboratorium dilakukan untuk mengendalikan kualitas produk terhadap unsur kimiawinya yang dikandung.
3.      Penilaian Dari Pendapat Konsumen
Pendapat konsumen didapat dari survei kepada konsumen dengan mengedarkan daftar pertanyaan untuk dijawab mengenai kualitas produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
Ø  Pengawasan Terhadap Proses Produksi
a.       Dengan Penerapan Gugus Kembali Mutu (GKM)
 Proses produksi dengan membentuk gugus yang terdiri dari tiga sampai delapan orang yang pekerjanya sejenis.
b.      Perolehan Sertifikasi ISO
         Sertifikat ISO diberikan kepada perusahaan yang memenuhi standart organisasi ISO pada perencanaannya atau proses produksinya atau pengawasannya atau pada tindak lanjutnya.
Ø  Pengawasan Terhadap Tenaga Kerja Dengan Standart Produktifitas
Pengawasan ini dilakukan dengan membandingkan antara kinerja para tenaga kerja dengan standart yang ditetapkan sebelumnya.
Ø  Pengawasan Terhadap Standart Produksi
Dengan menegement control systems atau system pengendalian manejemen. Caranya dengan selalu membandingkan antara anggaran atau standart yang lain dengan realita pembelanjaan di bagian produksi.
2.9 Manajemen produksi menurut Islam
Adapun kaidah- kaidah dalam berproduksi antara lain adalah :
1. Memproduksi barang dan jasa yang halal pada setiap tahapan produksi.
2. Mencegah kerusakan di muka bumi, termasuk membatasi polusi, memelihara keserasian, dan ketersediaan sumber daya alam.
3. Produksi di maksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat serta mencapai kemakmuran. Kebutuhan yang harus di penuhi harus berdasarkan prioritas yang ditetapkan agama, yakni terkait dengan kebutuhan untuk tegaknya kaidah/ agama, terpeliharanya nyawa, akal dan keturunan/ kehormatan, serta untuk kemakmuran material.
4. Produksi dalam Islam tidak dapat dipisahkan dari tujuan kemandirian umat. Untuk itulah maka umat memiliki berbagai kemampuan, keahlian, dan prasarana yang memungkinkan terpenuhinya kebutuhan spiritual dan material. Juga terpenuhinya kebutuhan pengembangan peradaban, di mana dalam kaitan tersebut para ahli fiqih memandang bahwa pengembangan di bidang ilmu, industri, perdagangan, keuangan merupakan fardhu kifayah, yang dengannya manusia bisa melaksanakan urusan agama dan dunianya.
5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik kualitas spiritual maupun mental dan fisik. Kualitas spiritual terkait dengan kesadaran rohaninya, kualitas mental terkait dengan etos kerja, intelektual, kreatifitasnya, serta fisik mencapakup kekuatan fisik, kesehatan, efesiensi dan sebagainya. Menurut Islam, kualitas rohiah individu mewarnai kekuatan- kekuatan lainnya, sehingga membina kekuatan rohiah menjadi unsur penting dalam produksi Islami.
Dalam Islam,  menurut Muhammad Abdul Mannan (1992), perilaku produksi tidak hanya menyadarkan pada kondisi permintaan pasar, melainkan juga berdasarkan pertimbangan kemaslahatan. Pendapat ini di dukung oleh M.M. Metwally (1992) yang menyatakan bahwa fungsi kepuasan perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh variabel tingkat keuntungan tetapi juga oleh variabel pengeluaran yang bersifat charity atau good deeds. Mekanisme charity atau good deeds dalam Islam diwajibkan dalam bentuk Zakat dan Islam mewajibkan sedekah dari mereka yang mampu untuk membantu golongan miskin dan negara diberi kewenangan untuk mengelola sedekah tersebut.
Produktivitas dimata Islam, suatu siang di kota Madinah yang sibuk. Rasulullah menciumi tangan salah seorang umatnya. Maklum karena ia seorang buruh yang terbiasa bekerja keras, tentu saja telapak tangannya sangat kasar. “ Inilah tangan yang dicintai Allah dan Rasul- Nya, “ demikian seru beliau pada khalayak yang hadir di tempat itu. Pada kesempatan yang lain, beliau menegur seseorang yang malas dan meminta- minta, seraya menunjukan kepadanya jalan kearah kerja produktif. Rasulullah meminta orang tersebut menjual aset yang dimilikinya dan menyisihkan hasil penjualannya untuk modal membeli alat (kapak) untuk mencari kayu bakar di tempat bebas dan menjualnya ke pasar. Beliaupun memonitor kinerjanya untuk memastikan bahwa ia telah mengubah nasibnya berkat kerja produktif. Begitulsh kerja produktif yang memang memiliki nilai yang tinggi dalam Islam.
Bekerja dan berusaha selalu diteladani oleh para rasul. Mari kita tengok sejarah. Para rasul dan nabi kita adalah orang- orang yang kreatif dan produktif. Muhammad terkenal sebagai pedagang yang rajin dan jujur, Nuh ahli membuat kapal, Daud ahli membuat baju Zirah (baju besi), Musa adalah pengembala domba (setyanto, 2002).
Kita juga tahu,  Nabi Muhammad bahkan sejak kecil telah berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Dimasa kecil ia menjadi pengembala domba bagi penduduk Mekkah dengan upah beberapa Qirath. Setelah dewasa ia menjadi pelaku perniagaan ekspor impor kenegeri yang waktu itu dikatakan sebagai negeri yang jauh, yakni Syam atau Syiria sekarang. Dalam hadist yang diriwayatkan Tirmidzi, Muhammad bersabda bahwa pedagang yang jujur akan dikumpulkan dihari kiamat nanti bersama kaum shidiqin dan syuhada.
Dengan mendasarkan diri dari keteladanan para rasul ini, maka seorang muslim semestinya harus selalu bersikap kreatif sekaligus produktif, dan menjauhkan diri dari sikap pasif dan konsumtif. “ Tidak ada yang lebih baik dari seseorang yang memakan makanan, kecuali jika makanan itu diperolehnya dari hasil jerih payahnya sendiri. Jika seorang dari kamu mencari kayu bakar, kemudian mengumpulkan kayu itu dan mengikatnya dengan tali lantas memikulnya dipunggungnya, sesungguhnya itu lebih baik ketimbang meminta- minta kepada orang lain.” (HR. Bukhari Muslim).
Sebaliknya sangatlah tercela seorang muslim yang pekerjaannya meminta- minta pada orang lain. “ Barang siapa membuka pintu bagi dirinya untuk meminta- minta, maka Allah akan membukakan pintu kemelaratan baginya.” (HR. Ahmad).
Dengan bekerja daan menghasilkan sesuatu, lambat laun seseorang akan mandiri secara ekonomi. Demikian pula halnya dengan negara, semakin banyak warganya yang mandiri, serta bekerja dan berusaha secara produktif, akan semakin tinggi tingkat kemandiriannya. Sebaliknya semakin tinggi tingkat pengangguran, seperti yang dialami Indonesia saat ini, semakin rendahlah tingkat kemandirian ekonomi negara tersebut. Oleh karena itu, upaya dan langkah- langkah yang mendorong tumbuh dan berkembangnya usaha dan lapangan kerja seperti usaha kecil, mendapatkan prioritas yang tinggi dalam Islam.
Produktivitas haruslah sejalan dengan terpeliharanya keadilan bagi semua orang. Setiap anggota komponen masyarakat harus dipacu untuk menghasilkan sesuatu, sesuai bidangnya. Semua itu harus dilindungi jaminan keamanan serta keadilan bagi setiap orang, pengakuan dan penghargaan untuk setiap pencapaian, dan sanksi yang tegas bagi prilaku yang kontraproduktif (stick and carot).
Pada titik ini, terbayang kembali di mata kita pemandangan yang mengharukan itu, bagaimana Rasulullah menciumi tangan umatnya yang kasar karena dipakai untuk bekerja.”inilah tangan yang dicintai Allah dan Rasull-Nya.” Begitu seru Rasulullah.
Maka konsep produksi dalam Islam tidak semata- mata hanya ingin memaksimalkan keuntungan dunia saja akan tetapi yang lebih penting lagi adalah, untuk mencapai maksimalisasi keuntungan diakherat. Dalam berproduksi tadi, ekonomi Islam menempatkan tenaga kerja sebagai salah satu dari empat faktor produksi, bahwa ketiga faktor produksi lainnya adalah Sumber daya alam, modal, dan keahlian. Konsep produksi dalam Islam adalah konsep produksi menurut Al- Quran dan Hadist
.
Sabda Nabi Muhammad Saw., “ Tidaklah seseorang memakan makanan apapun yang lebih baik daripada dia makan dari hasil pekerjaan tangannya; dan sesungguhnya Nabiyullah Dawud makan dari hasil pekerjaan tangannya.” (HR. Al- Bukhari, Ash- Shahih, hadist no. 2072)
            Hadist yang diriwayatkan Rafi’ bin Khudaij, ia berkata,” Rasulullah Saw. Ditanya, ‘Apakah pekerjaan yang paling bagus, atau paling utama?’ Beliau menjawab, ‘ Pekerjaan seseorang dengan tangannya, dan setiap dagang yang bagus.” (HR. Ahmad, A-l Musnad, hadist no. 16814).
Hadist Nabawi di atas menerangkan bahwa, Setiap kali kegiatan ekonomi seperti produksi, lebih banyak halalnya dan lebih jauh dari syubhat, maka dia lebih utama dan bagus.
Setelah kita telah mengetahui Surah dan ayah dalam Al- Quran serta hadist- hadist nabi dan riwayat para sahabat yang ada hubungannya dengan kegiatan ekonomi yaitu produksi khususnya, Maka kita telah mendapatkan arahan- arahan mengenai konsep/ prinsip produksi yang ada dalam Al- Quran dan Hadist Rasulullah Saw. Sebagai berikut :
Bahwa manusia hidup di muka bumi ini adalah sebagai khalifah atau wakil dari pemilik dan pencipta alam semesta, langit, bumi beserta segala isinya yang absolut yaitu Allah SWT. Karena sifatnya yang Rahman dan Rahiim- Nya kepada Manusia, maka tugas manusia adalah memakmurkan bumi dengan ilmu dan amalannya, yang dilandasi dari sifat Allah dalam memanfaatkan langit, bumi beserta segala isinya.
Islam selalu mendorong kemajuan di bidang produksi. Menurut Yusuf Qardhawi, Islam membuka lebar penggunaan metode ilmiah yang didasarkan pada penelitian, eksperimen, dan perhitungan. Akan tetapi Islam tidak membenarkan penuhanan terhadap hasil karya ilmu pengetahuan dalam arti melepaskan dirinya dari Al- Quran dan Hadist.
Tehnik produksi diserahkan kepada keinginan dan kemampuan manusia. Nabi pernah bersabda : “ Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian.”
Dalam berinovasi dan berexperimen, pada prinsipnya agama islam menyukai kemudahan, menghindari mudharat dan memaksimalkan manfaat. Dalam Islam tidak terdapat ajaran yang memerintahkan membiarkan segala urusan berjalan dalam kesulitannya, karena pasrah kepada keberuntungan atau kesialan, karana berdalih dengan ketetapan dan ketentuan Allah, atau karena tawakal kepada- Nya, sebagaimana keyakinan yang terdapat di dalam agama- agama selain Islam. Sesungguhnya Islam mengingkari itu semua dan menyuruh untuk bekerja dan berbuat, bersikap hati- hati dan melaksanakan semua persyarata. Tawakal dan sabar adalah konsep penyerahan hasil kepada Allah SWT.
Surah Al-Qashash : 77
77. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Ayat 77 pada surah Al- Qashash maksudnya adalah mengingatkan kepada umat manusia didunia untuk mencari kesejahteraan di akherat tanpa melupakan urusan dunia. Artinya bahwa urusan dunia adalah sarana untuk memperoleh kesejahteraan di akherat. Orang bisa berkompetisi dalam kebaikan urusan- urusan di dunia, tetapi sebenarnya mereka sedang berlomba- lomba untuk mendapatkan kebaikan di akherat.
Sesungguhnya Islam menerima motif- motif berproduksi yang menjadi tujuan dan pendorong dalam ekonomi konvensional. Hanya bedanya, lebih jauh Islam juga menjelaskan norma – norma atau nilai- nilai moral di samping manfaat ekonomi. Bahkan sebelum itu, Islam menjelaskan mengapa produksi harus dilakukan. Menurut ajaran Islam, manusia adalah Khalifatullah atau wakil dari Allah di muka bumi yang berkewajiban untuk memakmurkan bumi dengan jalan beribadah kepada- Nya. Karena Allah adalah satu- satunya pencipta alam semesta, pemilik, dan pengendali alam raya semesta ini yang dengan takdir- Nya menghidupkan dan mematikan serta mengendalikan alam raya semesta ini dengan ketetapan- Nya. Norma- norma tentang konsep produksi dalam Islam dapat juga dilihat dalam Al- Quran dalam :

Surah Al-Imran : 14
14. Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).


 Surah Al-Jum’ah : 10
10. Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

Surah Al-Baqarah : 198
198. Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari `Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy`arilharam. Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.
Menurut suatu riwayat, pada zaman Jahiliyyah terkenal pasar-pasar bernama Ukadh, Mijnah dan Dzul-Majaz. Kaum Muslimin merasa berdosa apabila berdagang di musim haji di pasar itu. Mereka bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang hal itu. Maka turunlah "Laisa 'alaikum junahun an tabtaghu fadl-lan min rabbikum" (awal ayat S. 2: 198) yang Membenarkan mereka berdagang di musim haji. (Diriwayatkan oleh al- Bukhari yang bersumber dari Ibnu Abbas.)
Menurut riwayat lain Abi Umamah at-Taimi bertanya kepada Ibnu Umar tentang menyewakan kendaraan sambil naik haji. Ibnu Umar menjawab: "Pernah seorang laki-laki bertanya seperti itu kepada Rasulullah Saw yang seketika itu juga turun "Laisa 'alaikum junahun an tabtaghu fadl-lan min rabbikum". Rasulullah Saw memanggil orang itu dan bersabda: "Kamu termasuk orang yang menunaikan ibadah haji." (Diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Jarir, al-Hakim dan lainnya, yang bersumber dari Abi Umamah at-Taimi.)
Surah Al-Baqarah : 29
29. Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
Dalam Hadist, banyak sekali riwayat yang menjelaskan aktifitas produksi barang dan jasa yang dilakukan seorang muslim untuk memperbaiki apa yang dimilikinya, baik berupa sumber daya alam dan harta, dan dipersiapkan untuk dimanfaatkan oleh pelakunya sendiri atau oleh umat Islam. Diantara Contoh riwayat- riwayat tersebut adalah sebagai berikut :
Usman bin Abul ‘Ash berkata kepada Umar Radhiallahu Anhu, “ Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya di daerah kami terdapat lahan tanah yang tidak dimiliki seseorang, maka putuskanlah dia kepadaku untuk aku kelolanya, sehingga dia mendatangkan manfaat bagi keluargaku dan juga bagi kaum muslimin. “ Maka Umar menetapkan lahan tanah tersebut untuknya. (Ibnu Zanjawaih, Kitab Al- Amwal (2:626)
Semula Umar Radhiallahu Anhu tidak mengijinkan tawanan yang menginjak dewasa untuk masuk ke Madinah. Tapi kemudian Mughirah bin Syu’bah yang berada di Kufah menyebutkan kepadanya anak muda yang memiliki banyak keterampilan, dan meminta izin untuk membawanya masuk ke Madinah, seraya berkata, “ Sesungguhnya anak muda ini memiliki banyak keterampilan yang berguna bagi manusia. Sebab dia tukang besi, ahli ukir, dan tukang kayu.” Maka Umar menulis surat kepada Mughirah dan mengizinkannya untuk mengirimkan anak muda tersebut ke Madinah.
Umar Radhiallahu Anhu sangat memperhatiakn aktifitas pengajaran dan menetapkan “ rizki” bagi para pengajar (Ibnu Qutaibah, Al Mushannaf (4:431)) Sedangkan makna rizki dalam hal ini adalah apa yang ditetapkan di Baitul Mal menurut kadar kebutuhan dan kecukupan bagi Mujahidin, Qadhi, Mufti, Pengajar, dan orang- orang yang memiliki keterkaitan dengan tugas kemaslahatan umum. Jadi rizki disini lebih serupa dengan gaji, pada saat sekarang ini.
Salah satu asisten gubernur Umar Radhiallahu Anhu di Yaman ingin pergi jihad, maka Umar mengembalikannya pada pekerjaannya seraya berkata kepadanya, “ Kembalilah kamu! Sebab, bekerja dengan benar adalah Jihad yang bagus.” (Shahih Ibnu Khuzaimah (4: 68)).



BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
1.      Manajemen Produksi adalah salah satu cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.
2.      Dalam sistem produksi, yang menjadi masukan adalah energi, material, tenaga kerja, modal dan informasi. Sedangkan sistem produksi yang disandarkan pada kendali syari’at akan memastikan berjalannya proses transformasi yang amanah, disamping jaminan halal atas segala masukan yang digunakan serta semua keluaran yang dihasilkan.
3.      Terdapat 2 kriteria dalam menentukan lokasi produksi yakni kriteria subyektif dan kriteria obyektif.
4.      Keputusan mengenai proses produksi menjadi keputusan yang penting dalam melakukan desain sistem produksi. Proses produksi diatur sesuai dengan keinginan dan keadaan perusahaan, dengan memilih dari berbagai alternatif proses produksi.
5.      Keputusan mengenai desain rumah produksi merupakan keputusan yang menyangkut bagaimana perusahaan mendesain tempat produksi dari mulai fasilitas, pekerjaan, ruang kerja, gudang dan lain-lain. Terdapat beberapa jenis rancangan dalam sistem produksi, yakni rancangan produksi, rancangan proses, dan rancangan posisi tetap.
6.      Perkiraan jumlah produk yang dibuat diwaktu yang akan datang dan penentuan standar dapat dilakukan beberapa cara antara lain : Penghitungan Forecast Produksi, Dasar Perhitungan BEP (Unit) dan penentuan standar kinerja. Standar kerja yang harus ditetapkan meliputi : standar kualitas, standar kuantitas, standar waktu proses, dan standar produktivitas
7.      Pengelolaan dalam kegiatan produksi meliputi pengelolaan bahan baku dan keputusan produksi.
8.      Pengawasan dilakukan pada seluruh aspek kegiatan yang berkaitan dengan produksi, meliputi: pada kegiatan proses produksi; pada kualitas produksi atau jasa yang dihasilkan; pada biaya produksi/operasi yang dikeluarkan; pada tenaga keerja yang melakukan kegiatan produksi.

3.2 SARAN
       Setelah mengetahui kegiatan produksi dalam suatu perusahaan, maka penulis menyarankan dan mengajak kepada pembaca agar dalam menjalankan suatu produksi harus tahu terlebih dahulu terhadap penentuan standart suatu produksi sehingga barang yang di produksi bisa di awasi dalam kegiatannya. 



DAFTAR PUSTAKA
Al- Quran Digital, “ Versi 2.1”, Jumadil akhir 1425 H (Agustus 2004)
Quran Player, “ Versi 2.0.1.0”, Copyright 2005 Wawan Sjachriyanto dari Ali Abdurrahman Al- Hudzaifi Muhammad Ayyub.
Hadist Arba’in An- Nawawi dengan Syarah Ibnu Daqiqil’ Ied, “ Versi 1.0”, Dzulqa’dah 1426 H (Desember 2005).
Muhammad Husni Mubarok, M.M. Pengantar Bisnis. Kudus:Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri(STAIN). 2010
FIKIH EKONOMI UMAR bin Al- Khathab, DR. Jaribah bin Ahmad Al- Haritsi, penerjemah, H. Asmuni Solihan Zamakhsyari, Lc, “ Khalifah”
Hadist 930., RINGKASAN SHAHIH MUSLIM, disusun oleh, Al- Hafizh Zaki Al-Din ‘Abd Al- ‘ Azhim Al-Mundziri, penerjemah : Syinqithy Djamaluddin dan H.M. Mochtar Zoerni, penerbit, “ Mizan”
MENELADANI KEUNGGULAN Bisnis Rasulullah, Membumikan Kembali Semangat etika Bisnis Rasulullah, DR. Asyraf Muhammad Dawwabah,” Pustaka Nuun).”
Pengenalan Eksklusif EKONOMI ISLAM, Mustafa Edwin Nasution dkk, “ Kencana Prenada Media Group” Jakarta 2006.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar