TUGAS KELOMPOK
WAWANCARA PENELITIAN KEWIRAUSAHAAN
RUMAH JAHIT AKHWAT
OLEH:
KELOMPOK II
NURDIAH FITRI
NUR AZIZAH
NURFITRAH FADIYAH
ANDI ARNISA
NUR FADILLAH
ABDALLAH EL MAGHBOUL
JURUSAN
FARMASI
FAKULTAS
KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia yang diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
kelompok Kewirausahaan.
Dan tak lupa pula ucapan terima kasih kami haturkan
kepada dosen mata kuliah Kewirausahaan yang telah memberi bimbingan dan arahan
kepada kami agar makakalah ini dapat kami selesaikan. Dan ucapan terima kasih
pula kami haturkan kepada Rumah Jahit Akhwat dan teman-teman yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
penyusunan makalah ini
Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada
mahasiswa agar lebih memahami mengenai kewirausahaan dengan terjun langsung ke
lapangan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan juga bagi kami
sebagai penyusun.
Kami sebagai penyusun menyadari masih banyaknya
kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca terhadap makalah ini untuk agar lebih
baik kedepannya.
PENYUSUN
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB
I Pendahuluan
Latar
Belakang 4
Rumusan Masalah 5
Tujuan 5
Manfaat
5
BAB II Pembahasan
Bussines
Plan 6
Sumber Modal 6
Management
pemasaran 7
Management Sumber Daya Manusia 7
Management Layout 9
Management Produksi 11
Management
Resiko 13
BAB
III Penutup
Kesimpulan 15
Saran 15
Surat
Keterangan 16
Daftar
Pertanyaan 17
Lampiran 18
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kewirausahaan
pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti
mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan
perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan
bukan tujuan utama.
Sampai
pada masa sekarang ini pun, kewirausahaan masih terus melekat dan berjalan
dengan baik. Oleh sebab itu dalam rangka menghadapi era perdagangan bebas. Kita
ditantang bukan hanya untuk mempersiapkan sumberdaya manusia yang siap bekerja,
melainkan harus mampu mempersiapkan dan membuka lapangan kerja baru.
Membuka
dan memperluas lapangan kerja baru merupakan kebutuhan yang sangat mendesak.
Oleh karena itu, diperlukakan berbagai kebijaksanaan pemerintah yang mendukung
adanya pendidikan kewirausahaan yang dapat membantu menangani masalah penciptaan
lapangan kerja baru.
Pembangunan
Indonesia akan lebih mantap bila ditunjang oleh adanya para wirausahawan yang
ulet dan tangguh, karena kemampuan pemerintah sangat terbatas dalam penyediaan
lapangan kerja baru.
Pemerintah
Indonesia untuk sementara waktu belum mampu menggarap semua aspek pembangunan,
karena membutuhkan anggaran belanja yang cukup besar, personalianya, sarana
prasarananya, dan pengawasannya. Jadi para wirausahwan merupakan potensi
penunjang pembangunan, baik untuk bangsa maupun Negara.
Semakin
berkembangnya zaman dan teknologi menyongsong kegiatan pasar bebas, maka kita
dituntut harus dapat mengimbangi dengan kemampuan / skill agar kita mampu
memanfaatkan peluang usaha terampil dan profesional. Namun pada kenyataannya
banyak sekali masyarakat menganggur karena kurangnya keterampilan dalam
menangkap peluang usaha yang ada.
Kemudian
tidak jarang kita temui perusahaan / industri yang melakukan pemutusan hubungan
kerja (PHK) terhadap karyawan-karyawan sehingga menimbulkan banyak
pengangguran.
Dengan
meningkatnya kemajuan dan perkembangan model hijab syar’I yang sudah cukup luas
dan menyebar dalam masyarakat. Oleh karena itu Ummu Abdillah mendirikan usaha.
Usaha yang di lakukan Ummu Abdillah dan rekan-rekannya ini berupa konveksi pakaian muslimah.
B.
RUMUSAN MASALAH
a.
Bagaimana bussines
plan dari usaha Rumah Jahit Akhwat ?
b.
Bagaimana
management modal dari usaha Rumah
Jahit Akhwat ?
c.
Bagaimana
management sumber daya manusia dari Rumah Jahit
Akhwat ?
d.
Bagaimana layout
dari usaha Rumah Jahit Akhwat ?
e. Bagaimana management produksi dan pemasaran dari usaha Rumah
Jahit Akhwat ?
f.
Bagaimana
management resiko dari usaha Rumah Jahit Akhwat
g.
Bagaimana
management keuangan dari Rumah Jahit Akhwat ?
C.
TUJUAN
a.
Memberikan
pemahaman yang lebih dalam seputar kewirausahaan dan ruang lingkupnya.
b.
Mampu
mengidentifikasi suatu wira usaha
c.
Memberikan
pengalaman dalam terjung langsung ke lapangan untuk mengenal kewirausahaan
d.
Mendapatkan
motivasi untuk berwira usaha
e.
Memberikan
sumbangsi dalam suatu wirausaha
D.
MANFAAT
a.
Memahami hal-hal
yang berkenaan dengan kewirausahaan.
b. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan akan ciri dan watak
berwirausaha
c. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan akan kewirausahaan
beserta proses-prosesnya
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
BUSSINES
PLAN
Pada hari sabtu lalu kami dari kelompok
2 telah melakukan observasi kewirausahaan di
“Rumah Jahit Akhwat Makassar” yang beralamatkan Jalan Toddopulli 17 No.
88 B Makassar.
Sehubungan dengan sabda Rasulullah,
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat kepada sesamanya”. Hal inilah
yang menjadi motivasi bagi Ummu ‘Abdillah Al Faruq membuka usaha “Rumah Jahit
Akhwat Makassar”. Terutama membuka lapangan kerja khususnya kalangan akhwat,
begitupun dengan menyediaan pakaian muslimah syar’i diharapkan menjadi syiar
dakwah di lapisan masyarakat.
Menyadari bahwa da’wah membutuhkan dana
yang tidak kecil, memacu semangat kerja mereka agar bisa ikut andil dalam
menopang dana da’wah, yang semoga dapat menjadi amal jariyah.
Berdiri pada bulan maret 2012, tepatnya
di Jalan Toddopulli 17 No. 88 B Makassar. Kini di tahun ketiga telah membuka
cabang di sidrap dan di Jl. Antang Raya No. 54 Makassar samping kantor DPP
Wahdah Islamiyah.
Rencana kedepan RJA Makassar focus pada
pengadaan bahan baku kain, semua jenis kain syar’I dan pengembangan pada tempat
produksi ataupun mitra pada penjahit untuk memenuhi pesanan.
B.
SUMBER
MODAL
Dalam
membangun usaha ini Ummu ‘Abdillah Al Faruq dan kawan-kawan mengumpulkan modal
dari uang arisan 15 juta hingga terkumpul 30 juta untuk membeli mesin pokok,
bahan baku serta peralatan lainnya tidak mematahkan tekad untuk memulai dari
nol. Dengan berkonsultasi kepada teman-teman akhwat masalah jahit menjahit,
bagaimana menggambar pola, menjahit cadar serta bermusyawarah akhirnya ada 2-3 orang tenaga penjahit, dan 1 orang
merangkap menjahit dan mengelolah keuangan. Namun seiring perkembangan
usahanya, penanaman modal mulai dilakukan oleh masing-masing karyawan
pengelolanya, menjadikan usaha ini seperti usaha bersama. Hingga saat ini omset
penjualan terus meningkat hingga 280 jt perbulan.
Tehnik produksi rumah jahit akhwat yaitu
dengan memperhatikan harga dan kualitas barang dimana bahan baku menjadi
keuggulan utama RJA untuk bebas memproduksi atau merancang model pakiaan dengan
panduan warna yang syar’i.
Bahan baku (kain) juga telah
didistribusikan ke berbagi butik di Makassar, dimana mereka lebih memilih
membeli kain di RJA karena harga tidak jauh beda dengan yang di jawa serta
mereka juga dapat memilih dan melihat langsung jenis kain yang ingin dibeli.
Sedangkan tehnik dari pemasaran Rumah Jahid
Akhwat yaitu iklan melalui facebook, BBM, brosur-brosur yang sebar luas serta
dari mulut ke mulut, hingga RJA dikenal ke Nusantara. Mulai dari sistem
kepercayaan, barang didistribusikan reseler-reseler keberbagai daerah seperti
di Pare-pare, Bone, Kolaka yang pengontrolannya hanya melalui via telepon
setiap bulannya mengenai berapa barang yang laku, sedangkan di daerah Makassar
sendiri distributor langsung mengambil barang di tempat Rumah Jahit Akhwat
sendiri dan menyetor langsung hasil penjualannya sesuai waktu yang disepakati,
sedangkan pemasaran melelui online sudah keseluruh nusantara seperti ke
Singapura, Malaisya dan di Indonesia sendiri dari pulau ke pulau telah ada.
D.
MANAGEMENT
SUMBER DAYA MANUSIA
Awal
mulanya hanya ada beberapa karyawan di RJA, dimana mereka juga sama sekali
tidak pernah belajar soal jahit menjahit, tetapi hanya drngan konsultasi pada
teman-teman akhwat masalah jahit menjahit, bagiman menggambar pola, dll. Serta
musyawarah dan juga bantuan dari seorang senior, 2–3 tenaga penjahit, 1 orang
merangkap, menjahit dan mengelola keuangan.
Dengan
meningkatnya jumlah orderan setiap bulannya membuat manajer terus berusaha
menambah jumlah tenaga kerja dengan membuka peluang kerjasama bagi ikhwan dan
akhwat di bagian produksi (penjahit) dengan kriteria: 1. Memiliki semangat dan
kemauan bekerjasam; 2. Memiliki skill penjahit; 3. Tidak memiliki basic sebagai
penjahit dan siap dibimbing dan dikontrol; 4. Komitmen dan bertanggung jawab.
Hingga kini RJA menyerap sampai 62 tenaga kerja terdiri dari mahasiswa, ibu-ibu
(ada yang sudah lansia) maupun penjahit laki-laki.
Untuk
gaji bagi karyawan tergantung dari job masing-masing dan untuk penjahit sendiri
ada yang memperoleh 2-5 juta perbulan, dimana mereka memperoleh 50 ribu
perfisis baju. Bahan baku (kain) dibagi perfisis dimana produser (penjahit)
dapat menjahit 45-50 jubah perfisisnya dengan menyetor 20-25 jubah perpekannya
tergantung dari kemampuan penjahit dan juga ada yang 10 jubah perpekannya. Dan
untuk saat ini RJA hanya fokus pada stok dan memberhentikan pesanan untuk
sementara karena kurangnya stok dan karyawan.
Susunan
organisasi RJA
E.
MANAJEMEN
LAYOUT
Lokasi rumah jahit akhwat ini telah
memiliki 2 cabang, yakni bertempat di jln.antang
raya no 54 yang baru didirikan pada tahun 2014, dan cabang
sidrap yang bertempat di sebelah utara pasar Sentral Rappang-Sidrap . sedangkan pusatnya
sendiri terletak di Toddopuli
17 no 88B. untuk tempat produksinya, pihak
pengelola menempatkannya di toddopuli dan sidrap yang sekaligus merangkap
sebagai tempat penjualan dan pemasaran. Adapun untuk cabang Antang hanya
digunakan sebagai tempat pemasaran karena. Alasan dipilihnya cabang Antang
sebagai tempat pemasaran, karena menurut Nita yang merupakan salah satu dari 7
perintis RUmah jahit Akhwat ini, adalah karena tempatnya yang strategis yakni
dekat dengan sekolah, pasar dan tempat-tempat yang ramai dimana jilbab syar’I
itu banyak digunakan. Sedangkan untuk rumah produksi, lebih ditempatkan di Toddopuli
dan sidrap karena tempatnya yang mendukung dan tersedianya banyak fasilitas
untuk melakukan penjahitan ditempat tersebut.
Ruangan yang
digunakan pada usaha ini, hanya terdiri dari tempat pemasaran dan tempat
produksi disamping adanya ruang kantor, manager,dan kasir. Semua pakaian dan
jilbab yang terdapat di RJA ini 100% merupakan buatan dari para pegawainya yang
bersungguh-sungguh dalam menyediakan pakaian syar’I yang masing-masing memiliki
spesialisasi terhadap model tertentu yang nantinya akan dipasarkan pada ruang
pemasaran, dimana tata letak dari ruangannya dikelompokkan berdasarkan jenis,
warna, dan ukurannya. Sedangkan ruang produksi terdiri dari puluhan mesin jahit
yang siap digunakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen.
F.
MANAJEMEN
PRODUKSI
Tehnik produksi rumah jahit akhwat yaitu
dengan memperhatikan harga dan kualitas barang dimana bahan baku menjadi
keuggulan utama RJA untuk bebas memproduksi atau merancang model pakiaan dengan
panduan warna yang syar’i.
Dengan prinsip Learning by doing dimana
para karyawannya tidak semua berasal dari latar belakang pendidikan tata
busana, para pengelola mengerti bahwa produksi pakaian hanya berdasarkan pada
kemampuan karyawannya, sehingga jumlah pakaian yang diproduksi tidak menentu.
Namun untuk karyawan yang telah professional dan berlatar belakang tata busana,
maka produksinya berkisar 100 lembar per bulan untuk setiap karyawan. Barang
yang di produksi tidak menunggu hingga semua jahitan selesai, melainkan
distribusinya berangsur-angsur jika produksi per setelan pakainnya telah
selesai. Barang ini didatangkan dari rumah produksi toddopuli dan cabang yang
terdapat di sidrap.
Menurutnya, bahan baku yang digunakan
dalam produksi ini awalnya di beli di toko-toko yang menyediakan kain sekitaran
pasar sentral dan butung kemuadian pembelian secara online daerah tanah abang
dan solo. Akhirnya kain didatangkan langsung dari salah satu pabrik tekstil di
Bandung dengan jenis kain Jetblack, kain arab woolpeach dengan berbagai warna
dan Niagara. Harga yang didapatkannya pun cukup murah, sehingga hal tersebut
dimanfaatkan untuk sekaligus menyediakan kain yang akan menjadi distributor
pertama bagi konsumen yang memiliki butik.
Sistem
order model dan penyediaan bahan baku serta harganya yang relative terjangkau
menjadi keunggulan utama RJA. Disamping juga memfokuskan pada produksi dan
penjualan beberapa item model saja. Jadi akhwat bisa bebas memilih, merancang
model dengan paduan warna yang syar’I yang telah mereka siapkan. Terutama untuk order seragam majelis
taklim atau komunitas lainnya. Mereka tak perlu bersusah-susah mencari bahan di
pasar sentral yang belum tentu dapat. Konsep sederhana dan syar’I yang mereka
utamakan.
Dalam
hal menjaga kualitas dan kuantitas produk dalam memenuhi kebutuhan konsumen,
pihak pengelola melakukan pengawasan terhadap kinerja dari karyawannya dan
memastikan kain yang digunakan adalah jenis kain yang berkualitas, yang dibuat
dengan model yang telah dirancang oleh desainer sesuai dari peminatan pasar dan
permintaan langsung dari konsumen karena bisnis ini menggunakan proses
pelayanan standar dan pesanan.
G.
MANAJEMEN
RESIKO
Kendala-kendala
yang biasanya menghambat bisnis konveksi ini yaitu kurangnya tenaga kerja yang
professional sehingga proses produksi yang notabene menggunakan cara manual
menjadi lama, akibatnya konsumen harus menunggu minimal 1 minggu untuk
mendapatkan baju yang dipesan, bahkan pengelola terkadang harus menghentikan
pemesanan setelan dan berfokus pada barang stok yang akan dipasarkan di ruko
pemasaran, terlebih jika kain yang dipesan tidak tersedia di tempat produksi,
sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk memesan di pabrik hingga setelan di
terima oleh konsumen.
Selain
itu, hambatan yang terkadang dihadapi yaitu lambatnya pengiriman dan barang
yang dikirim tidak sesuai dengan pesanan karena hanya menggunakan system kepercayaan,
akibatnya konsumen harus lama menunggu hingga barang yang dipesan tersedia.
Kendala lain yaitu
terkadang pemesanan tidak sesuai dengan yang diinginkan lantaran perbedaan
waktu disebabkan pencahayaan kamera. Begitupun dalam menghadapi persaingan
mengait pelanggan dengan berbagai usaha lainnya, sehingga pihak mengelola
berusaha menyediakan produk-produk yang sesuai dengan pesanan baik dari segi
model dan kualitasnya dengan harga yang relatif terjangkau sehingga dapat
bersaing dengan harga nasional.
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dalam
memulai suatu usaha, dibutuhkan suatu tekad dan niat yang kuat untuk memberi
manfaat kepada orang lain, setelah itu dibutuhkan kemampuan untuk melihat
peluang pasar yang tersedia dan bergerak dengan penuh keberanian dan siap
menghadapi resiko, dan tetntunya dalam memulai usaha dibutuhkan kerjasama tim
yang akan menghasilkan ide-ide cemerlang melalui musyawarah, serta cintai usaha
itu, karena jika sudah cinta dan telah kita lakoni maka kita akan berusaha
focus kedepannya.
B. SARAN
Dari pembahasan mengenai
kewirausaahaan dari Rumah Jahit Akhwat yang telah dibahas
dalam makalah ini semoga isi dari makalah ini dapat dipahami dan diterapkan dalam
kehidupan memulai suatu usaha, karena sebaik-baik
harta yang dimakan adalah yang berasal dari hasil keringat sendiri, maka
teruslah berusaha dan beranilah berjuang.
HASIL ANALISIS
A.
ANALISIS SWOT
a. Kekuatan
1. Harga
terjangkau
2. Memiliki
jaringan pemasaran yang kuat
3. Distributor
pertama
4. Barang
Berkualitas
5. Memiliki
merek sendiri
b. Kekurangan
1. Jumlah karyawan kurang
2. Tempat
pengambilan bahan baku yang
jauh
3. Tempatnya
kurang strategis
4. Produk
hanya untuk akhwat (wanita)
c. Peluang
1. Membuka
cabang baru
d. Ancaman
1. Muncul
pesaing baru yang sama kualitas dan harganya
2. Beberapa
karyawannya kurang produktif
B.
SARAN
1. Lebih
baik lakukan penambahan karyawan yang telah professional dalam bidang fashion
sehingga meningkatkan jumlah produksi
2. Mengembangkan
usaha baju untuk muslim dengan menambah karyawan yang khusus menangani hal
tersebut.
3. Bekerja
sama dengan SMK (Sekolah menengah kejuruan) dalam memproduksi atau mendesainer barang.
4. Punya
desain sendiri (ciri khas).
5. Membuka
kursus jahit.
6. Membuat
gaun syar’I yang khusus dipakai dalam
acara walimah
7. Mengembangkan
baju muslim untuk anak-anak baik pria
maupun wanita
8. Memanfaatkan
bulan ramadhan sebagai ajang promosi baju muslimah (pameran dan lomba desain
baju dan hijab muslimah)
9. Membuat
katalog dan jaringan distribusi baik individu maupun kelompok (perjanjian
distributor)
10. Mengembangkan
warna maupun motif produk (misalnya kombinasi batik)
11. Mencari
rekan distributor kain lokal
12. Mempromosikan
usaha lewat media misalnya pada iklan TVRI
13. Mengembangkan
usahanya dengan memproduksi perlengkapan shalat (memiliki spesifikasi produk)
14. Meningkatkan
kualitas usaha dengan memberikan pelayanan yang terbaik terhadap konsumen.
15. Memperluas
kerjasama dengan sekolah-sekolah dalam hal penyediaan seragam atau jilbab
sekolah yang syar’i.
SURAT KETERANGAN
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Sehubungan
dengan adanya tugas penelitian terhadap suatu wirausaha pada mata kuliah
Kewirausahaan Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Alauddin Makassar, maka saya selaku
pemilik wirausaha menyatakan bahwa mahasiswa atas nama:
1.
Nurdia Fitri
2.
Nur
Azizah
3.
Nurfitrah Fadiyah
4.
Andi Arnisa
5.
Nur fadillah
6.
Abdallah El Magboul
Benar telah
melakukan penelitian terhadap wirausaha Rumah
Jahit Akhwat dan kami telah menerima
hasilnya.
|
Makassar,
27 Juni 2015
Penanggug Jawab Usaha
......................................
DAFTAR PERTANYAAN
1.
Bussines Plan
a. Apa jenis usaha yang anda rintis saat ini?
b. Apa motivasi anda untuk berwira usaha?
c. Apa alasan dalam memilih usaha ini?
d. Apakah tujuan anda membangun usaha ini?
e. Tahun berapa usaha ini didirikan?
2.
Sumber Modal
a. Dari mana sumber modal usaha anda?
b. Berapa modal dalam merintis usaha ini?
3.
Management Sumber Daya Manusia
a. Apakah anda memiliki karyawan dalam usaha ini?
b. Berapa jumlah karyawan anda?
c. Bagaimana cara anda merekrut karyawan anda?
d. Bagaimana cara anda menjaga kualitas karyawan anda?
e. Bagaimana
system pembagian hasil dari usaha ini?
f. Berapa
omzet atau persen keuntungan dari usaha ini tiap bulannya?
4.
Management Layout
a. Alasan anda memilih tempat usaha tersebut?
b. Ada berapa ruangan yang anda gunakan dalam usaha ini?
5.
Management Produksi
a. Bagaimana cara anda dalam mempertahankan kualitas prosuk
anda?
b. Berapa
banyak barang yang diproduksi tiap bulannya?
6.
Management Pemasaran
a. Bagaimana cara anda untuk menarik konsumen (apakah dari
promosi atau yang lain)?
b. Bagaimana respon pasar terhadap usaha anda?
7.
Management Resiko
a. Selama mendirikan usaha, kegagalan dan resiko yang pernah
anda alami, serta bagaimana menyelesaikannya?
b. Bagaimana strategi anda menghadapi persaingan terhadap
usaha yang sejenis?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar