Senin, 29 Juni 2015

PENELITIAN "Rumah Jahit Akhwat"

TUGAS KELOMPOK
 WAWANCARA PENELITIAN KEWIRAUSAHAAN
RUMAH JAHIT AKHWAT






OLEH:
KELOMPOK II
NURDIAH FITRI
NUR AZIZAH
NURFITRAH FADIYAH
ANDI ARNISA
NUR FADILLAH
ABDALLAH EL MAGHBOUL


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2015



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia yang diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok Kewirausahaan.
Dan tak lupa pula ucapan terima kasih kami haturkan kepada dosen mata kuliah Kewirausahaan yang telah memberi bimbingan dan arahan kepada kami agar makakalah ini dapat kami selesaikan. Dan ucapan terima kasih pula kami haturkan kepada Rumah Jahit Akhwat dan teman-teman yang telah membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini
Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa agar lebih memahami mengenai kewirausahaan dengan terjun langsung ke lapangan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan juga bagi kami sebagai penyusun.
Kami sebagai penyusun menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca terhadap makalah ini untuk agar lebih baik kedepannya.

                                                                                               
                                                                                                                                                            PENYUSUN




DAFTAR ISI

Kata Pengantar                                                                                                    2
Daftar Isi                                                                                                               3
BAB  I        Pendahuluan
                    Latar Belakang                                                                                   4
                    Rumusan Masalah                                                                              5
                    Tujuan                                                                                                 5
                    Manfaat                                                                                              5
BAB II       Pembahasan
                    Bussines Plan                                                                                      6
                    Sumber Modal                                                                                    6
                    Management pemasaran                                                                     7
                    Management Sumber Daya Manusia                                                  7
                    Management Layout                                                                          9
                    Management Produksi                                                                        11
                    Management Resiko                                                                           13
BAB III     Penutup
                   Kesimpulan                                                                                          15
                   Saran                                                                                                    15
Surat Keterangan                                                                                                 16
Daftar Pertanyaan                                                                                               17
Lampiran                                                                                                               18


                                                                                                                                   


BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.
Sampai pada masa sekarang ini pun, kewirausahaan masih terus melekat dan berjalan dengan baik. Oleh sebab itu dalam rangka menghadapi era perdagangan bebas. Kita ditantang bukan hanya untuk mempersiapkan sumberdaya manusia yang siap bekerja, melainkan harus mampu mempersiapkan dan membuka lapangan kerja baru.
Membuka dan memperluas lapangan kerja baru merupakan kebutuhan yang sangat mendesak. Oleh karena itu, diperlukakan berbagai kebijaksanaan pemerintah yang mendukung adanya pendidikan kewirausahaan yang dapat membantu menangani masalah penciptaan lapangan kerja baru.
Pembangunan Indonesia akan lebih mantap bila ditunjang oleh adanya para wirausahawan yang ulet dan tangguh, karena kemampuan pemerintah sangat terbatas dalam penyediaan lapangan kerja baru.
Pemerintah Indonesia untuk sementara waktu belum mampu menggarap semua aspek pembangunan, karena membutuhkan anggaran belanja yang cukup besar, personalianya, sarana prasarananya, dan pengawasannya. Jadi para wirausahwan merupakan potensi penunjang pembangunan, baik untuk bangsa maupun Negara.
Semakin berkembangnya zaman dan teknologi menyongsong kegiatan pasar bebas, maka kita dituntut harus dapat mengimbangi dengan kemampuan / skill agar kita mampu memanfaatkan peluang usaha terampil dan profesional. Namun pada kenyataannya banyak sekali masyarakat menganggur karena kurangnya keterampilan dalam menangkap peluang usaha yang ada.
Kemudian tidak jarang kita temui perusahaan / industri yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan-karyawan sehingga menimbulkan banyak pengangguran.
Dengan meningkatnya kemajuan dan perkembangan model hijab syar’I yang sudah cukup luas dan menyebar dalam masyarakat. Oleh karena itu Ummu Abdillah mendirikan usaha. Usaha yang di lakukan Ummu Abdillah dan rekan-rekannya ini  berupa konveksi pakaian muslimah.

B.     RUMUSAN MASALAH
a.       Bagaimana bussines plan dari usaha Rumah Jahit Akhwat ?
b.      Bagaimana management modal dari usaha  Rumah Jahit Akhwat ?
c.       Bagaimana management sumber daya manusia dari Rumah Jahit Akhwat ?
d.      Bagaimana layout dari usaha Rumah Jahit Akhwat ?
e.  Bagaimana management produksi  dan pemasaran dari usaha Rumah Jahit Akhwat ?
f.       Bagaimana management resiko dari usaha Rumah Jahit Akhwat
g.      Bagaimana management keuangan dari Rumah Jahit Akhwat ?
C.    TUJUAN
a.       Memberikan pemahaman yang lebih dalam seputar kewirausahaan dan ruang lingkupnya.
b.      Mampu mengidentifikasi suatu wira usaha
c.       Memberikan pengalaman dalam terjung langsung ke lapangan untuk mengenal kewirausahaan
d.      Mendapatkan motivasi untuk berwira usaha
e.       Memberikan sumbangsi dalam suatu wirausaha
D.    MANFAAT
a.       Memahami hal-hal yang berkenaan dengan kewirausahaan.
b. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan akan ciri dan watak berwirausaha
c.  Meningkatkan pengetahuan dan wawasan akan kewirausahaan beserta proses-prosesnya


BAB II
PEMBAHASAN

A.      BUSSINES PLAN
Pada hari sabtu lalu kami dari kelompok 2 telah melakukan observasi kewirausahaan di  “Rumah Jahit Akhwat Makassar” yang beralamatkan Jalan Toddopulli 17 No. 88 B Makassar.
Sehubungan dengan sabda Rasulullah, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat kepada sesamanya”. Hal inilah yang menjadi motivasi bagi Ummu ‘Abdillah Al Faruq membuka usaha “Rumah Jahit Akhwat Makassar”. Terutama membuka lapangan kerja khususnya kalangan akhwat, begitupun dengan menyediaan pakaian muslimah syar’i diharapkan menjadi syiar dakwah di lapisan masyarakat.
Menyadari bahwa da’wah membutuhkan dana yang tidak kecil, memacu semangat kerja mereka agar bisa ikut andil dalam menopang dana da’wah, yang semoga dapat menjadi amal jariyah.
Berdiri pada bulan maret 2012, tepatnya di Jalan Toddopulli 17 No. 88 B Makassar. Kini di tahun ketiga telah membuka cabang di sidrap dan di Jl. Antang Raya No. 54 Makassar samping kantor DPP Wahdah Islamiyah.
Rencana kedepan RJA Makassar focus pada pengadaan bahan baku kain, semua jenis kain syar’I dan pengembangan pada tempat produksi ataupun mitra pada penjahit untuk memenuhi pesanan.

B.     SUMBER MODAL
Dalam membangun usaha ini Ummu ‘Abdillah Al Faruq dan kawan-kawan mengumpulkan modal dari uang arisan 15 juta hingga terkumpul 30 juta untuk membeli mesin pokok, bahan baku serta peralatan lainnya tidak mematahkan tekad untuk memulai dari nol. Dengan berkonsultasi kepada teman-teman akhwat masalah jahit menjahit, bagaimana menggambar pola, menjahit cadar serta bermusyawarah akhirnya  ada 2-3 orang tenaga penjahit, dan 1 orang merangkap menjahit dan mengelolah keuangan. Namun seiring perkembangan usahanya, penanaman modal mulai dilakukan oleh masing-masing karyawan pengelolanya, menjadikan usaha ini seperti usaha bersama. Hingga saat ini omset penjualan terus meningkat hingga 280 jt perbulan.
C.      MANAGEMENT PEMASARAN
     Tehnik produksi rumah jahit akhwat yaitu dengan memperhatikan harga dan kualitas barang dimana bahan baku menjadi keuggulan utama RJA untuk bebas memproduksi atau merancang model pakiaan dengan panduan warna yang syar’i.
     Bahan baku (kain) juga telah didistribusikan ke berbagi butik di Makassar, dimana mereka lebih memilih membeli kain di RJA karena harga tidak jauh beda dengan yang di jawa serta mereka juga dapat memilih dan melihat langsung jenis kain yang ingin dibeli.    
     Sedangkan tehnik dari pemasaran Rumah Jahid Akhwat yaitu iklan melalui facebook, BBM, brosur-brosur yang sebar luas serta dari mulut ke mulut, hingga RJA dikenal ke Nusantara. Mulai dari sistem kepercayaan, barang didistribusikan reseler-reseler keberbagai daerah seperti di Pare-pare, Bone, Kolaka yang pengontrolannya hanya melalui via telepon setiap bulannya mengenai berapa barang yang laku, sedangkan di daerah Makassar sendiri distributor langsung mengambil barang di tempat Rumah Jahit Akhwat sendiri dan menyetor langsung hasil penjualannya sesuai waktu yang disepakati, sedangkan pemasaran melelui online sudah keseluruh nusantara seperti ke Singapura, Malaisya dan di Indonesia sendiri dari pulau ke pulau telah ada.

D.      MANAGEMENT SUMBER DAYA MANUSIA
            Awal mulanya hanya ada beberapa karyawan di RJA, dimana mereka juga sama sekali tidak pernah belajar soal jahit menjahit, tetapi hanya drngan konsultasi pada teman-teman akhwat masalah jahit menjahit, bagiman menggambar pola, dll. Serta musyawarah dan juga bantuan dari seorang senior, 2–3 tenaga penjahit, 1 orang merangkap, menjahit dan mengelola keuangan.
            Dengan meningkatnya jumlah orderan setiap bulannya membuat manajer terus berusaha menambah jumlah tenaga kerja dengan membuka peluang kerjasama bagi ikhwan dan akhwat di bagian produksi (penjahit) dengan kriteria: 1. Memiliki semangat dan kemauan bekerjasam; 2. Memiliki skill penjahit; 3. Tidak memiliki basic sebagai penjahit dan siap dibimbing dan dikontrol; 4. Komitmen dan bertanggung jawab. Hingga kini RJA menyerap sampai 62 tenaga kerja terdiri dari mahasiswa, ibu-ibu (ada yang sudah lansia) maupun penjahit laki-laki.
            Untuk gaji bagi karyawan tergantung dari job masing-masing dan untuk penjahit sendiri ada yang memperoleh 2-5 juta perbulan, dimana mereka memperoleh 50 ribu perfisis baju. Bahan baku (kain) dibagi perfisis dimana produser (penjahit) dapat menjahit 45-50 jubah perfisisnya dengan menyetor 20-25 jubah perpekannya tergantung dari kemampuan penjahit dan juga ada yang 10 jubah perpekannya. Dan untuk saat ini RJA hanya fokus pada stok dan memberhentikan pesanan untuk sementara karena kurangnya stok dan karyawan.

     
                                         Susunan organisasi RJA
E.     MANAJEMEN LAYOUT
Lokasi rumah jahit akhwat ini telah memiliki 2 cabang, yakni bertempat di jln.antang raya no 54  yang  baru didirikan pada tahun 2014, dan cabang sidrap yang bertempat di sebelah utara pasar Sentral Rappang-Sidrap . sedangkan pusatnya sendiri terletak di  Toddopuli 17 no 88B. untuk tempat produksinya, pihak pengelola menempatkannya di toddopuli dan sidrap yang sekaligus merangkap sebagai tempat penjualan dan pemasaran. Adapun untuk cabang Antang hanya digunakan sebagai tempat pemasaran karena. Alasan dipilihnya cabang Antang sebagai tempat pemasaran, karena menurut Nita yang merupakan salah satu dari 7 perintis RUmah jahit Akhwat ini, adalah karena tempatnya yang strategis yakni dekat dengan sekolah, pasar dan tempat-tempat yang ramai dimana jilbab syar’I itu banyak digunakan. Sedangkan untuk rumah produksi, lebih ditempatkan di Toddopuli dan sidrap karena tempatnya yang mendukung dan tersedianya banyak fasilitas untuk melakukan penjahitan ditempat tersebut.
            Ruangan yang digunakan pada usaha ini, hanya terdiri dari tempat pemasaran dan tempat produksi disamping adanya ruang kantor, manager,dan kasir. Semua pakaian dan jilbab yang terdapat di RJA ini 100% merupakan buatan dari para pegawainya yang bersungguh-sungguh dalam menyediakan pakaian syar’I yang masing-masing memiliki spesialisasi terhadap model tertentu yang nantinya akan dipasarkan pada ruang pemasaran, dimana tata letak dari ruangannya dikelompokkan berdasarkan jenis, warna, dan ukurannya. Sedangkan ruang produksi terdiri dari puluhan mesin jahit yang siap digunakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen.
                  


                                              



F.       MANAJEMEN PRODUKSI
Tehnik produksi rumah jahit akhwat yaitu dengan memperhatikan harga dan kualitas barang dimana bahan baku menjadi keuggulan utama RJA untuk bebas memproduksi atau merancang model pakiaan dengan panduan warna yang syar’i.
Dengan prinsip Learning by doing  dimana para karyawannya tidak semua berasal dari latar belakang pendidikan tata busana, para pengelola mengerti bahwa produksi pakaian hanya berdasarkan pada kemampuan karyawannya, sehingga jumlah pakaian yang diproduksi tidak menentu. Namun untuk karyawan yang telah professional dan berlatar belakang tata busana, maka produksinya berkisar 100 lembar per bulan untuk setiap karyawan. Barang yang di produksi tidak menunggu hingga semua jahitan selesai, melainkan distribusinya berangsur-angsur jika produksi per setelan pakainnya telah selesai. Barang ini didatangkan dari rumah produksi toddopuli dan cabang yang terdapat di sidrap.
Menurutnya, bahan baku yang digunakan dalam produksi ini awalnya di beli di toko-toko yang menyediakan kain sekitaran pasar sentral dan butung kemuadian pembelian secara online daerah tanah abang dan solo. Akhirnya kain didatangkan langsung dari salah satu pabrik tekstil di Bandung dengan jenis kain Jetblack, kain arab woolpeach dengan berbagai warna dan Niagara. Harga yang didapatkannya pun cukup murah, sehingga hal tersebut dimanfaatkan untuk sekaligus menyediakan kain yang akan menjadi distributor pertama bagi konsumen yang memiliki butik.
            Sistem order model dan penyediaan bahan baku serta harganya yang relative terjangkau menjadi keunggulan utama RJA. Disamping juga memfokuskan pada produksi dan penjualan beberapa item model saja. Jadi akhwat bisa bebas memilih, merancang model dengan paduan warna yang syar’I yang telah mereka  siapkan. Terutama untuk order seragam majelis taklim atau komunitas lainnya. Mereka tak perlu bersusah-susah mencari bahan di pasar sentral yang belum tentu dapat. Konsep sederhana dan syar’I yang mereka utamakan.
            Dalam hal menjaga kualitas dan kuantitas produk dalam memenuhi kebutuhan konsumen, pihak pengelola melakukan pengawasan terhadap kinerja dari karyawannya dan memastikan kain yang digunakan adalah jenis kain yang berkualitas, yang dibuat dengan model yang telah dirancang oleh desainer sesuai dari peminatan pasar dan permintaan langsung dari konsumen karena bisnis ini menggunakan proses pelayanan standar dan pesanan.      

G.    MANAJEMEN RESIKO
            Kendala-kendala yang biasanya menghambat bisnis konveksi ini yaitu kurangnya tenaga kerja yang professional sehingga proses produksi yang notabene menggunakan cara manual menjadi lama, akibatnya konsumen harus menunggu minimal 1 minggu untuk mendapatkan baju yang dipesan, bahkan pengelola terkadang harus menghentikan pemesanan setelan dan berfokus pada barang stok yang akan dipasarkan di ruko pemasaran, terlebih jika kain yang dipesan tidak tersedia di tempat produksi, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk memesan di pabrik hingga setelan di terima oleh konsumen.
            Selain itu, hambatan yang terkadang dihadapi yaitu lambatnya pengiriman dan barang yang dikirim tidak sesuai dengan pesanan karena hanya menggunakan system kepercayaan, akibatnya konsumen harus lama menunggu hingga barang yang dipesan tersedia.
Kendala lain yaitu terkadang pemesanan tidak sesuai dengan yang diinginkan lantaran perbedaan waktu disebabkan pencahayaan kamera. Begitupun dalam menghadapi persaingan mengait pelanggan dengan berbagai usaha lainnya, sehingga pihak mengelola berusaha menyediakan produk-produk yang sesuai dengan pesanan baik dari segi model dan kualitasnya dengan harga yang relatif terjangkau sehingga dapat bersaing dengan harga nasional.



                                                                           BAB IV
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dalam memulai suatu usaha, dibutuhkan suatu tekad dan niat yang kuat untuk memberi manfaat kepada orang lain, setelah itu dibutuhkan kemampuan untuk melihat peluang pasar yang tersedia dan bergerak dengan penuh keberanian dan siap menghadapi resiko, dan tetntunya dalam memulai usaha dibutuhkan kerjasama tim yang akan menghasilkan ide-ide cemerlang melalui musyawarah, serta cintai usaha itu, karena jika sudah cinta dan telah kita lakoni maka kita akan berusaha focus kedepannya.

B.  SARAN
Dari pembahasan mengenai kewirausaahaan dari Rumah Jahit Akhwat yang telah dibahas dalam makalah ini semoga isi dari makalah ini dapat dipahami dan diterapkan dalam kehidupan memulai suatu usaha, karena sebaik-baik harta yang dimakan adalah yang berasal dari hasil keringat sendiri, maka teruslah berusaha dan beranilah berjuang.


                        HASIL ANALISIS

A.    ANALISIS  SWOT
a.      Kekuatan
1.      Harga terjangkau
2.      Memiliki jaringan pemasaran yang kuat
3.      Distributor pertama
4.      Barang Berkualitas
5.      Memiliki merek sendiri
b.      Kekurangan
1.      Jumlah  karyawan kurang
2.      Tempat pengambilan  bahan  baku yang  jauh
3.      Tempatnya kurang strategis
4.      Produk hanya untuk akhwat (wanita)
c.       Peluang
1.      Membuka cabang baru
d.      Ancaman
1.      Muncul pesaing baru yang sama kualitas dan harganya
2.      Beberapa karyawannya kurang produktif







B.     SARAN
1.      Lebih baik lakukan penambahan karyawan yang telah professional dalam bidang fashion sehingga meningkatkan jumlah produksi
2.      Mengembangkan usaha baju untuk muslim dengan menambah karyawan yang khusus menangani hal tersebut.
3.      Bekerja sama dengan SMK (Sekolah menengah kejuruan) dalam memproduksi atau mendesainer barang.
4.      Punya desain sendiri (ciri khas).
5.      Membuka kursus jahit.
6.      Membuat gaun syar’I yang khusus dipakai dalam  acara walimah
7.      Mengembangkan baju  muslim untuk anak-anak baik pria maupun wanita
8.      Memanfaatkan bulan ramadhan sebagai ajang promosi baju muslimah (pameran dan lomba desain baju dan hijab muslimah)
9.      Membuat katalog dan jaringan distribusi baik individu maupun kelompok (perjanjian distributor)
10.  Mengembangkan warna maupun motif produk (misalnya kombinasi batik)
11.  Mencari rekan distributor kain lokal
12.  Mempromosikan usaha lewat media misalnya pada iklan TVRI
13.  Mengembangkan usahanya dengan memproduksi perlengkapan shalat (memiliki spesifikasi produk)
14.  Meningkatkan kualitas usaha dengan memberikan pelayanan yang terbaik terhadap konsumen.
15.  Memperluas kerjasama dengan sekolah-sekolah dalam hal penyediaan seragam atau jilbab sekolah yang syar’i.


SURAT KETERANGAN
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Sehubungan dengan adanya tugas penelitian terhadap suatu wirausaha pada mata kuliah Kewirausahaan Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar, maka  saya selaku pemilik wirausaha menyatakan bahwa mahasiswa atas nama:
1.      Nurdia Fitri
2.      Nur Azizah
3.      Nurfitrah Fadiyah
4.      Andi Arnisa
5.      Nur fadillah
6.      Abdallah El Magboul
Benar telah melakukan penelitian terhadap wirausaha Rumah Jahit Akhwat dan kami telah menerima hasilnya.
Tanggapan:
 
 





                                                                                    Makassar, 27 Juni 2015
                                                                                  Penanggug Jawab Usaha


                                                                                    ......................................


DAFTAR PERTANYAAN
1.      Bussines Plan
a.       Apa jenis usaha yang anda rintis saat ini?
b.      Apa motivasi anda untuk berwira usaha?
c.       Apa alasan dalam memilih usaha ini?
d.      Apakah tujuan anda membangun usaha ini?
e.       Tahun berapa usaha ini didirikan?
2.      Sumber Modal
a.       Dari mana sumber modal usaha anda?
b.      Berapa modal dalam merintis usaha ini?
3.      Management Sumber Daya Manusia
a.       Apakah anda memiliki karyawan dalam usaha ini?
b.      Berapa jumlah karyawan anda?
c.       Bagaimana cara anda merekrut karyawan anda?
d.      Bagaimana cara anda menjaga kualitas karyawan anda?
e.       Bagaimana system pembagian hasil dari usaha ini?
f.       Berapa omzet atau persen keuntungan dari usaha ini tiap bulannya?
4.      Management Layout
a.       Alasan anda memilih tempat usaha tersebut?
b.      Ada berapa ruangan yang anda gunakan dalam usaha ini?
5.      Management Produksi
a.       Bagaimana cara anda dalam mempertahankan kualitas prosuk anda?
b.      Berapa banyak barang yang diproduksi tiap bulannya?
6.      Management Pemasaran
a.  Bagaimana cara anda untuk menarik konsumen (apakah dari promosi atau  yang lain)?
b.      Bagaimana respon pasar terhadap usaha anda?
7.      Management Resiko
a.       Selama mendirikan usaha, kegagalan dan resiko yang pernah anda alami, serta bagaimana menyelesaikannya?
b.      Bagaimana strategi anda menghadapi persaingan terhadap usaha yang sejenis?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar